Ramadan selalu menjadi momen spesial untuk menumbuhkan kebiasaan baik. Salah satu antara kebaikan-kebaikan yang harus ditumbuhkan saat Ramadan adalah kesadaran untuk mengurangi sampah, atau diet sampah mulai dari diri sendiri. Hal ini menjadi kebiasaan baik selain mengatur pola makan yang lebih sehat ketika berpuasa.
Sampah menjadi isu serius yang terus dikawal. Apalagi di Kota Banjarmasin belakangan, isu sampah cukup serius. Keluarnya statement 'Darurat Sampah' oleh Pemerintah Kota membuat masyarakat gelisah. Beberapa jalan di Banjarmasin disuguhkan dengan pemandangan tidak indah yaitu sampah yang meluber dan menutupi badan jalan akibat dari ditutupnya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Basirih oleh Menteri Lingkungan Hidup. Pemerintah Kota dan masyarakat dibuat kalang kabut oleh fenomena ini. Beberapa kebijakan telah dibuat, ketegasan berupa imbauan telah di sosialisasikan di mana-mana. Saatnya kesadaran masing-masing diri untuk berbenah menyadari konsumsi limbah rumah tangga yang setiap hari selalu ada. Mengatasi darurat sampah diperlukan dukungan dari seluruh pihak. Warga masyarakat turut terlibat aktif dalam pemilahan sampah kehidupan sehari-hari baik dari rumah, perkantoran, kawasan pelayanan publik hingga pertokoan dan pasar.Â
Melihat fenomena ini erat kaitannya dengan bulan Ramadan sekarang, yang mana konsumsi bahan makanan pokok terus bertambah, harusnya secara logika produksi dan konsumsi menurun karena mayoritas menjalani puasa sepanjang hari. Tetapi nyatanya tidak, banyak orang cenderung membeli lebih banyak makanan untuk berbuka, menggunakan lebih banyak kemasan plastik sekali pakai, dan bahkan menghasilkan lebih banyak sampah dibandingkan hari-hari biasa. Apalagi jika Hari Raya, yang mana kerap sampah sisa alas salat Idul Fitri terlihat banyak tertinggal di area luar halaman masjid-masjid, baik kertas koran, maupun plastik. Sehingga kesadaran untuk melakukan pilah sampah dari rumah menjadi solusi. Jika sudah dilakukan ikhtiar pemilahan, diharapkan jumlah sampah yang berakhir di TPA dapat berkurang signifikan. Â
Pemilahan sampah dari rumah dapat dikelompokan menjadi 3: Â Sampah organik, non-organik, dan residu/B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Selain untuk mempermudah pengelolaan sampah selanjutnya, pemilahan sampah organik dan non-organik dapat mengurangi pencemaran udara yang diakibatkan oleh penumpukan sampah yang tercampur antara sampah organik dan anorganik.Â
Oleh tangan-tangan yang kreatif sampah non-organik diolah menjadi barang daur ulang yang bisa kembali digunakan seperti kerajinan tas yang terbuat dari plastik detergen, atau kursi dan meja yang terbuat dari ecobrick.Â
Begitupun sampah organik/sampah yang mudah terurai di alam. Seperti sayur, kulit buah, daun kering, makanan, kulit telur, kertas. Proses pengomposan menjadi solusi bijak untuk dapat mengurai sampah organik menjadi pupuk yang siap dan bagus untuk tanaman. Bank Sampah Kunang-Kunang yang bertempat di Jalan Sultan Adam Komplek H. Idris Kota Banjarmasin pada awal Ramadan kemarin, menyosialisasikan sebuah tempat kompos yang lebih efisien, hemat untuk diletakkan di masing-masing rumah. Yaitu Biopori sebuah pipa paralon dua lapis yang di tancapkan vertikal di tanah. Yang siap untuk menampung sampah rumah tangga non-organik yang dihasilkan. Hasil dari proses pembusukan kompos tersebut langsung mengalir ke bawah tanah tempat tanaman bertumbuh.Â
Dari sini perlahan membuka mata setiap warga agar dapat sadar akan pemilahan sampah yang sumber awalnya adalah sampah rumah tangga. Sehingga Ramadan menjadi momen tepat untuk memulai kebiasaan baik, tidak hanya dalam ibadah juga menjaga lingkungan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-A'raf ayat 56: "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan". JIka setiap rumah tangga mulai memilah sampah dan mengelolanya dengan bijak, maka masalah sampah yang selama ini menggunung bisa berkurang secara signifikan. Mari menjadikan Ramadan sebagai awal perubahan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI