Mohon tunggu...
Anisa NurAfifah
Anisa NurAfifah Mohon Tunggu... Human Resources - Real Account

Spesies langka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tunduknya 2 Super Power pada Zaman Utsman bin Affan

22 Oktober 2019   06:05 Diperbarui: 22 Oktober 2019   07:00 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Utsman adalah orang yang sangat dekat dengan Rasulullah. Beliau mendapatkan gelar Dzun Nurain karena menikah dengan dua anak Rasulullah yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

Beliau juga termasuk di antara sepuluh sahabat yang mendapatkan berita gembira akan masuk surga dan akan mati syahid. Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan menjadi salah seorang sahabat yang dekat dengan Rasulullah SAW. 

Pemerintahan Utsman bin Affan berlangsung dari tahun 644-656 M. Ketika dipilih, Utsman telah berusia 70 tahun. Pada masa Khalifah Utsman bin Affan terdapat juga beberapa upaya perluasan daerah kekuasaan Islam di antaranya adalah melanjutkan usaha penaklukan 2 negara super power yaitu Persia dan Romawi. 

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, wilayah Daulah Islam telah terbentang dari barat hingga ke timur (dari Iskandariyah - Khurasan). Lalu dari selatan hingga ke utara (dari Yaman-Syam). 

Wilayah Timur di akhir zaman akan memainkan peran penting dalam politik umat islam, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi Muhammad SAW. Setelah Khurasan terbebas dari Persia beserta agama dan budayanya, kemudian beralih ke pangkuan islam, tercatat bahwa sejak saat itu tidak ada satupun kekuatan yang mampu mengubah keyakinan penduduknya terhadap islam. 

Bahkan pada era modern ini, Afghanistan (yang merupakan bagian dari wilayah Khurasan) mampu mengimbangi resistensi Uni Soviet dan Amerika di sana. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah Afghanistan berhasil memukul mundur Uni Soviet dan mampu menahan Amerika. 

Utsman bin Affan mengambil langkah yang tegas dan konkret dalam politik luar negerinya. Ia mampu menundukkan dua negara super power dari wilayah kekuasaan Daulah Islam, yaitu Persia dan Romawi. 

Pada masanya kerajaan Persia runtuh dan tidak mampu bangkit lagi selama-lamanya setelah meninggalnya Yazdigird, raja terakhir Persia. Ia teruskan jihad fii sabilillah dan pembebasan negeri-negeri lainnya yang berasa di sekitar wilayah Daulah Islam demi mencegah musuh untuk membangun kekuatan mereka kembali. Ia membangun suatu sistem yang mapan dan mampu mengintegrasikan umat Islam untuk melindungi wilayah-wilayah yang telah dikuasai umat Islam. 

Bahkan pada masanya, ia membangun armada laut Islam disebabkan memang hal itu dibutuhkan untuk mengimbangi lawan di lautan. Ini semua menunjukkan bahwa di antara kewajiban pemimpin dalam Daulah Islam adalah menegakkan persoalan agama, memberi rasa aman bagi penduduk yang berada di wilayah Daulah Islam serta menjamin kesejahteraan mereka dan juga berjihad fii sabilillah untuk membawa kedamaian Islam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun