Mohon tunggu...
Anindya Riandhita
Anindya Riandhita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjuangan Gerakan Feminis di Indonesia

6 April 2024   09:40 Diperbarui: 6 April 2024   09:45 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Isu atau masalah sosial terkait kesetaraan gender menjadi topik yang menarik untuk digali lebih dalam. Gender merupakan pandangan manusia terhadap perempuan atau laki -- laki yang tidak berdasarkan perbedaan jenis kelamin pada kodrat biologis (Sulistyowati, 2020). Misalnya, anggapan bahwa perempuan akan selalu lemah lembut, emosional, dan bersifat keibuan. Sedangkan, laki -- laki akan selalu kuat, rasional, dan perkasa. Stereotip pada gender yang telah ada akhirnya melahirkan budaya patriarkal di tengah masyarakat. Budaya patriarkal yang tumbuh secara turun -- temurun membuat adanya ketidaksetaraan antara kaum perempuan dengan kaum laki -- laki (Suhada, 2021). Salah satu upaya untuk dapat mencapai kesetaraan gender bagi kaum perempuan adalah gerakan feminis. Gerakan feminis merupakan gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan untuk dapat memperoleh keadilan dan kebebasan dari penindasan (Bendar, 2019). Gerakan ini memiliki fokus dalam mencapai kesetaraan gender dan melawan diskriminasi yang terjadi pada kaum perempuan. Di Indonesia, gerakan feminis telah berkembang dan juga tumbuh seiring berjalannya waktu. Dengan tekad dan keberanian, kaum perempuan di Indonesia telah berusaha untuk mencapai kesetaraan gender.

Awal mula gerakan feminisme di Indonesia dipelopori oleh pahlawan nasional dan tokoh perempuan pada masa kolonial Belanda tahun 1912 yakni Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat atau biasa dikenal dengan nama R.A Kartini. Hingga saat ini hari kelahirannya selalu diperingati. Ia menulis surat yang menyuarakan hak-hak bagi kaum perempuan untuk dapat mengenyam pendidikan yang setara dengan kaum laki -- laki. Pada masa kolonial Belanda, kaum perempuan merasa tidak memiliki hak yang setara dengan kaum laki -- laki dalam berbagai bidang . Yang mana kaum laki -- laki bisa dikatakan ditempatkan di luar rumah sedangkan kaum perempuan ditempatkan di dalam rumah (Aliyah et al., 2018). Gerakan feminisme dimulai dengan adanya organisasi perempuan pertama di Indonesia yakni Kongres Perempuan Indonesia. Gerakan feminis juga berfokus pada perlindungan hak -- hak reproduksi dan kesehatan reproduksi bagi kaum perempuan, akses pada bidang pendidikan dan pekerjaan, perlindungan dari kekerasan terhadap kaum perempuan dan juga representasi perempuan dalam media (Andrianti, 2011).

Namun, walaupun gerakan feminis mulai berkembang di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan ini juga memiliki tantangan tersendiri di tengah budaya patriarkal yang kuat di Indonesia dimana kaum perempuan seringkali dilihat lemah bagi para kaum laki -- laki. Kaum perempuan seringkali mendapat diskriminasi dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, pekerjaan, dan juga politik. Untuk menghadapi tantangan ini, gerakan feminis perlu untuk tetap tumbuh dan berkembang di Indonesia. Oleh sebab itu, gerakan feminis di Indonesia sangat menarik untuk dapat dipelajari lebih dalam.

Perkembangan teknologi saat ini telah membawa berbagai macam dampak bagi kehidupan. Terutama kemudahan dalam mengakses dan membagikan segala pendapat maupun persepsi seseorang. Dengan adanya perkembangan teknologi telah menciptakan media baru yang kemudian berhasil melahirkan sosial media. Sosial media menjadi salah satu platform utama bagi masyarakat. Seiring berjalannya waktu, gerakan feminis di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh sebuah komunitas saja. Saat ini, gerakan feminis juga dapat dilakukan oleh individu dengan menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi. Perjuangan dalam gerakan feminis di Indonesia tentu saja tidak mudah. Tantangan dan hambatan di tengah masyarakat yang mana masih memegang teguh nilai patriarki yang cukup kuat secara turun -- temurun. Perempuan cenderung diremehkan sejak dulu, bahasa yang terbentuk untuk panggilan bagi perempuan juga bahasa yang meremehkan. Misalnya istilah -- istilah yang digunakan sebagai panggilan untuk perempuan biasanya menggunakan istilah makanan (cupcake, sweet pie, sugar) dan lainnya. Dan juga istilah feminin digunakan untuk merendahkan laki -- laki (momma's boy, girly man, sissy). Tak hanya itu saja, stereotip gender juga telah terbentuk di dalam budaya masyarakat, dengan adanya perbedaan yang kuat antara perempuan dan laki -- laki menjadi penghalang bagi kaum perempuan untuk memperjuangkan hak yang setara dengan kaum laki-laki. Banyak kaum perempuan di Indonesia berusaha untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dengan upah yang setara dengan laki -- laki.

Walaupun gerakan feminis di Indonesia dihadapkan dengan tantangan yang besar di dalam masyarakat, gerakan ini telah memiliki pencapaian dan kemajuan yang cukup signifikan. Beberapa pencapaian utama yang telah berhasil diraih adalah adanya peningkatan terhadap partisipasi kaum perempuan dalam dunia politik. Terutama sejak masa reformasi pada tahun 1998, terdapat peningkatan partisipasi perempuan sebagai pemimpin maupun anggota parlemen (Retnani, 2017). Tak hanya itu saja, gerakan feminis di Indonesia juga telah mencapai keberhasilan dalam mengumpulkan dukungan dan kesadaran masyarakat terhadap isu penting mulai dari pelecehan seksual hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Gerakan feminis telah membantu mengubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap pentingnya hak bagi kaum perempuan serta mengupayakan perlindungan hukum bagi perempuan yang telah menjadi korban penindasan atau kekerasan di Indonesia. Dibalik pencapaian -- pencapaian yang telah diraih, gerakan feminis di Indonesia tetap saja dihadang oleh tantangan yang besar. Tantangan yang masih harus dihadapi bagi gerakan feminis adalah adanya penolakan dari pihak yang mempertahankan budaya patriarkal yang telah ada sejak zaman dahulu (Djoeffan, 2001). Budaya patriarkal dan norma -- norma yang telah terbentuk sejak lama akan sangat sulit diubah sehingga diperlukan kerja keras bagi gerakan feminis untuk memerangi tantangan ini.

Segala tantangan yang ada tidak membuat gerakan feminis di Indonesia akan redup. Dengan bertambahnya perempuan -- perempuan Indonesia yang menyadari bahwa pentingnya perjuangan untuk kesetaraan gender akan membuat semakin banyak pula perempuan Indonesia yang dapat aktif dalam mendukung gerakan feminis. Dengan kesadaran dan dukungan masyarakat yang perlahan mulai terlihat dan semakin kuat, mulai dari masyarakat sipil, pemerintah, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM). Gerakan feminis dapat terus berkembang dan turut andil dalam pembangunan masyarakat yang adil bagi semua orang.

Oleh sebab itu, Di Indonesia gerakan feminis telah berkembang dan juga tumbuh seiring berjalannya waktu. Dengan tekad dan keberanian, kaum perempuan di Indonesia telah berusaha untuk mencapai kesetaraan gender. Gerakan feminis di Indonesia telah memerankan peran penting dalam memperoleh kesetaraan gender dan juga mengakhiri tindakan diskriminasi bagi kaum perempuan. Dengan perkembangan teknologi, gerakan feminis dapat dilakukan dengan mudah dimulai dari membagikan pendapat maupun pandangan pada platform media sosial. Walaupun, gerakan feminis ini telah mendapat berbagai macam tantangan dari pihak luar terutama pihak yang mempertahankan nilai -- nilai partriarki, gerakan ini telah berhasil memberikan beberapa dampak dan pencapaian terhadap kaum perempuan nantinya di masa depan. Dengan segala kemampuan dan ketekunan, gerakan feminis di Indonesia tetap berusaha memperjuangkan hak -- hak bagi seluruh kaum perempuan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun