Setiap negara tentunya memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing begitupun dengan Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman mulai dari budaya, agama, adat istiadat, nilai-nilai, dan norma-norma yang tentunya berbeda setiap suku atau daerah yang ada di Indonesia. Namun, seiring dengan berkembangnya era globalisasi, Identitas Nasional bangsa Indonesia mulai terkikis, salah satu faktor penyebabnya adalah masuknya budaya luar ke Indonesia. Menyebarnya atau masuknya budaya luar ke Indonesia pada era saat ini sangatlah mudah hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi yang sangat pesat yang akhirnya mempengaruhi mudahnya akses untuk mendapatkan informasi tersebut.
Budaya luar yang masuk ke Indonesia memiliki dampak yang positif dan negatif bagi masyarakat atau bagi warga negara Indonesia itu sendiri. Dampak positif yang di timbulkan salah satunya yaitu perkembangan ilmu yang bisa digunakan untuk pembelajaran atau di terapkan di kehidupan sehari-hari. Selain itu adapun dampak negatif yang ditimbulkan, seperti masyarakat Indonesia mulai menganggap bahwa budaya dari luar tersebut layak untuk diterapkan pada diri mereka sendiri atau orang lain padahal kenyataannya hal tersebut melanggar norma-norma yang ada di negara Indonesia. Salah satu bentuk bisa budaya tersebut adalah seks sebelum menikah.
Seks sebelum menikah tercatat saat ini menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2023) 60% remaja usia 16-17 tahun terlibat dalam hubungan seks, selain itu tercatat 20% lainnya mengaku memulai berhubungan seks di usia 19-20 tahun, bahkan terdapat beberapa remaja yang mengakui terlibat hubungan seks di usia 14-15 tahun dan angka yang melakukan seks tersebut sama yaitu 20%. Dilarangnya seks sebelum menikah di Indonesia selain karena alasan melanggar norma dan bertentangan dengan budaya serta adat dan istiadat yang ada di Indonesia, hal ini juga banyak memunculkan dampak negatif seperti meningkat penyakit menular seksual, serta banyak anak yang terlantar dan diaborsi karena lahir dari orangtua yang belum siap menjadi orang tua atau lahir dari kehamilan yang tidak diinginkan.
Dalam rangka mengurangi atau mencegah permasalah mengenai sesk bebas ini terus bertambah atau menyebar, sekelompok Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang beranggotakan tujuh orang terdiri dari Anindita Nur Kholifah, Fara Marisha, Flawaladya Aulia Nisa, Gemelly Alvani, Nabila Safa Aurelia, Ratih Delima Sari, Salma Aulia Sekar Langit mengadakan kegiatan sosialisasi yang berjudul “Seks Pranikah” kepada sekelompok remaja yang berada di kota Malang. Sosialisasi dilakukan pada tanggal 24 November 2023 pukul 19.00 WIB, secara online melalu platfrom Google Meeting. Kegiatan berjalan dengan durasi 60 menit terdiri dari bebarapa sesi yang diawali oleh sesi pembukaan, dilanjut oleh sesi pengerjaan pretest, penyampaian materi, tanya jawab dengan pemateri, serta diakhiri dengan pengerjaan post test dan penutupan.
Selain tujuan utama yang di paparkan diatas sebelumnya, kegiatan sosialisasi ini juga merupakan salah satu bentuk pemenuhan tugas akhir mata kuliah Pendidikan Kewarga Negaraan yang diampu oleh dosen kami yaitu Bapak Ahmad Arif Widianto, S.Sos., M.A. oleh karena kedua tujuan tersebut kami mempersiapkan kegiatan sosialisasi ini secara maksimal selama kurang lebih 3 pekan terhitung bersama dengan kegiatan pelaksanaan, hal ini bertujan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan meminimalisir untuk terjadi kesalahan.
Karena kegiatan telah berjalan dengan baik terbukti dengan antusiasme beberapa peserta yang mengikuti kegiatan ini, maka melalui platform ini kami anggota kelompok berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat selama acara ini berlansung.
