Mohon tunggu...
moch anindita harsya
moch anindita harsya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

panggil saya Harsya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Teori Psikoanalisis Sigmund Freud: Menjelajahi Alam Bawah Sadar

16 Mei 2024   18:22 Diperbarui: 16 Mei 2024   18:46 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang psikolog asal Austria bernama Sigmund Freud memulai sebuah revolusi dalam dunia psikologi yang tidak hanya mengubah cara kita memahami pikiran manusia, tetapi juga membuka tabir misteri tentang alam bawah sadar. Teori psikoanalisis Freud, yang menggabungkan mimpi, trauma masa kanak-kanak, dan konflik internal, menawarkan wawasan mendalam tentang motivasi tersembunyi dan dorongan yang membentuk perilaku kita. 

Pengalaman- pengalaman inilah yang menjadi data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud. Teori-teori Freud telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk pandangan kita tentang kompleksitas manusia dan memperluas cakrawala penelitian di bidang psikologi. Poin utama teori psikoanalisis menyatakan bahwa kesadaran adalah sebagian kecil saja dari kehidupan mental, justru sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau alam bawah sadar. 

Struktur Kepribadian Manusia

Awalnya Freud mengemukakan pada struktur kepribadian manusia  bahwa jiwa manusia itu seperti sebuah gunung es yang terapung, dimana bagian dari  gunung es yang muncul kepermukaan air (alam sadar) ukurannya jauh lebih kecil di bandingkan bagian gunung es yang tenggelam (alam bawah sadar). teori ini disebut teori gunung es/iceberg theory, yang mana Freud mengklasifikasikan jiwa manusia menjadi tiga tingkatan yaitu: 

  • Sadar (Conscious) yaitu segala sensasi atau persepsi yang di alami pada saat ini.
  • prasadar (Preconscious) yaitu berisi pikiran yang berada di alam tidak sadar tetapi dapat muncul ke kesadaran, seperti memori yang sudah ada. Prasadar berada diantara sadar dan tidak sadar.
  • Tidak sadar (Unconsciousness) yaitu berisi dorongan atau insting yang tidak kita sadari tetapi berpengaruh terhadap perkataan, perasaan,dan perilaku.

Menurut Freud "manusia itu pasti mempunyai yang namanya pikiran, perasaan, ingatan, dan keinginan yang tidak di sadari. jadi setiap manusia pasti mempunyai alam bawah sadar".  Kita juga pasti pernah mendengar bahwa manusia di pengaruhi oleh alam bawah sadar. Sebenarnya Psikoanalisis lah yang pertama kali mengemukakan teori tersebut, psikoanalisis percaya bahwa alam bawah sadar adalah pendorong utama tingkah laku manusia. Jadi ketika individu ingin melakukan sesuatu, ingin makan, ingin pergi ke suatu tempat, cinta atau benci kepada seseorang itu di dasari oleh alam bawah sadarnya. oleh karena itu Freud mengatakan bahwa "Kepribadian manusia sangat di pengarui oleh alam bawah sadar.


Kemudian dalam pengakjian struktur kepribadian tersebut lebih dalam, Freud menambahkan tiga komponen baru yang mana ke tiga komponen tambahan ini selalu berdinamika dan berkonflik. Jadi ketika kita bertanya siapa saya? siapa anda? atau apa itu kepribadian?. Itu selalu terdiri dari tiga komponen ini, Freud mengenalkan ke tiga komponen ini dengan nama Id, Ego, dan Superego. Yang mana ke tiga kelompok ini memiliki ciri khasnya masing-masing yang berbeda yang membentuk kepribadian manusia, dan setiap manusia memiliki ke tiga komponen ini.

  • Id adalah system kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir, atau bisa disebut juga kepribadian yang paling primitif, Id beroprasi dalam daerah unconscious.  Peran Id dalam kepribadian manusia adalah sebagai insting atau nafsu yang paling dasar, mempunyai satu prinsip yaitu prinsip kesenangan atau disebut juga (Pleasure Principle) yang mana Id akan senang ketika kita dapat memenuhi nafsu terdalam kita, seperti makan, berhubungan seks, dll, dan akan melakukan apapun demi memuaskan nafsu-nafsu tersebut. Id ini sangat primitif, tidak mengenal nilai, norma, atau aturan. Jika seorang individu diharuskan untuk mencuri demi memuaskan nafsu makannya maka Id akan mendorong 100% individu tersebut untuk melakukannya.
  • Superego adalah adalah kekuatan moral dan etika dari kepribadian yang beroperasi di daerah sadar mengikuti prinsip idealistik (Idealistic Principle) sebagai lawan dari prinsip kesenangan Id dan prinsip realistik Ego. Prinsip idealistik memiliki dua subprinsip, yakni suara hati atau nurani (conscience). jadi Superego adalah tentang apa yang benar dan apa yang salah, jika Id itu tidak mengenal nilai, norma, atau tauran, Superego adalah nilai dan norma itu sendiri, yang terbentuk dari perkataan orang tua, aturan masyarakat, hukum yang ditegakan, dll. Ketika Id menyuruh individu untuk mencuri demi memuaskan nafsu/insting makannya atau memperkosa individu lain untuk memuaskan nafsu/insting seksnya, maka Superego akan melarang individu tersebut untuk melakukannya, karena nilai dan norma melarang hal tersebut. Disinilah biasanya konflik batin terjadi karena Id dan Superego yang cenderung bertolak belakang. Jadi ketika di pikiran/ hati kita muncul suatu perdebatan , bisa jadi itu adalah perdebatan antara Id dan Superego.
  • Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama. Pertama memilih stimuli mana yang hendak direspon atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan dengan terjadinya peluang yang resikonya minimal. Ego mulai muncul dari Id  melalui kontaknya dengan dunia eksternal. Aktifitas Ego bisa sadar, prasadar, maupun taksadar. Namun sebagaian besar aktifitas Ego bersifat sadar, seperti persepsi lahiriah. Sehingga beroprasi mengikuti prinsip realita (Reality Principle). Jadi bisa dibilang Ego adalah penghubung  Id dan Superego dengan dunia nyata dan merupakan satu-satunya komponen yang dapat dikendalikan.

Hubungan antara Id, Ego dan Superego dapat kita ibaratkan seperti kuda yang sedang berlari di pacuan kuda. Id berperan sebagai kuda, yang mana kuda merupakan komponen primitif yang memiliki nafsu/insting yang kuat, tidak mengenal aturan, nilai, taupun norma yang dapat melakuakan apapun sesuka hatinya. Superego adalah lintasan kuda, yang mana lintasan kuda mengahruskan kuda untuk tetap berada dalam jalur/lintasan yang telah ditentukan, sehingga menghalangi kuda untuk melakukan hal-hal yang diinginkannya. 

Ego adalah penunggang kuda, yang mana penunggang kuda ini bertujuan untuk menyeimbangkan kuda untuk tetap berada dalam lintasan tersebut. lantas timbul beberapa pertanyaan seperti: Bagaimana jika kuda (Id) terlalu liar sehingga penunggangnya kesulitan untuk mengarahkannya?, atau bagaimana jika lintasannya (Superego) terlalu rumit, terlalu banyak rintangan, atau terlalu rusak? atau bagaimana jika penunggangnya (Ego) tidak tau cara berkuda atau terlalu realistik?

  • Bagaimana jika kuda (ID) terlalu liar sehingga penunggangnya kesulitan untuk mengarahkannya?. Atau bisa kita artikan dengan Id yang dominan. Id yang dominan menjadikan individu akan cenderung implusif (cepat bertindak, tanpa ada pertimbangan), agresif, merusak, primitif, semaunya sendiri. ini disebabkan karna prinsip Id yang mengutamakan prinsip kesenangan, apapun akan di lakukan demi memuaskan nafsu/ insting terdalamnya tanpa memperdulikan nilai dan norma.
  • bagaimana jika lintasannya (Superego) terlalu rumit, terlalu banyak rintangan, atau terlalu rusak?. Atau bisa kita artikan Superego yang dominan. Superego yang dominan akan menjadikan individu terkekang atau terbelenggu dengan aturan dan moral, yang mana Superego memiliki prinsip idealistik, sehingga menetapkan standar hidup yang tinggi kepada individu tersebut, apabila standar hidup yang dia ciptakan terasa sulit untuk dicapai dan dilalui individu tersebut akan merasa terhambat dan gagal, bahkan bisa menimbulkan depresi.
  • bagaimana jika penunggangnya (Ego) tidak tau cara berkuda atau terlalu realistik?. Atau bisa kita artikan Ego yang dominan. Freud menyatakan bahwa Ego yang dominan merupakan penanda dari jiwa yang sehat. Yang mana Ego selaku eksekutif/pelaksana yang menjembatani dan menyeimbangkan Id dan Superego harus mempunya kekuatan yang dominan, tetapi Ego juga tidak boleh terlalu dominan karena tanpa dorongan insting/nafsu dan kata hati/idealisme, menjadikan hidup individu tersebut terasa kering, hampa, tanpa cinta dan cita-cita, bahkan terkesan seperti robot.

dokpri
dokpri

Dari pernyataan/teori di atas mucul pertanyaan sederhana seperti:

  • Mengapa anxiety/kecemasan dappat terjadi pada manusia?  menurut Freud kecemasan/anxiety merupakan komponen terpenting dari semua teori kepribadian sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian dari kehidupan yang tidak terhindarkan. kecemasan juga sebagai pertanda untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya bahaya. Kecemasan juga akan muncul ketika individu tidak siap menghadapi ancaman. Contohnya ketika individu memasuki fase genital yang mana pada fase ini individu mulai berfokus pada pencarian cinta, jenjang karir, perkawinan dan keluarga. Yang mana bagi sebagian orang fase ini  merupakan fase  yang sulit dilalui, seperti pencarian cinta misalnya meskipun individu itu telah mencoba berkali-kali membuka hati dan menrima cinta namun tetap gagal, maka akan muncul kecemasan akan ancaman telat menikah atau cemoohan dari lingkungan yang mempertanyakan akan kelangsungan statusnya. Bila kecemasan ini bertumpuk dan tidak terselsaikan akan menimbulkan berbagai macam masalah psikologis.
  • Apakah konflik berpengaruh terhadap perkembangan manusia? jawbannya tentu saja berpengaruh akan perkembangan manusia, yang mana konflik dan cara penyelsaiannya menjadikan sebuah pengalaman yang menjadikan manusia berkembang. Sebagai contoh Freud memperkenalakan satu teori yang bernama "mekanisme pertahanan" yang mana ini di gunakan manusia untuk bertahan dari konflik atau kecemasan. salah satunya "fiksasi" adalah fase dimana terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan selanjutnya terasa sukar untuk di lalui, fiksasi juga memiliki sifat regresi atau mundur ke belakang. 
  • Contohnya seorang individu dewasa biasanya memiliki kecemasan akan kestabilan ekonomi yang mana tidak semua individu dapat melalui hal tersebut, ketika kecemasan itu tidak dapat terselsaikan dan tersasa berat untuk di lalui individu tertentu, individu itu akan memilih fiksasi dan menstimulus dirinya untuk mengingat kembali tahap ternyaman yang bisa menyelsaikan kecemasannya itu, yaitu tahap dimana individu tersebut hidup bersama orang tuanya, dimana pada fase teresbut semua kebutuhannya di penuhi oleh orang tuanya termasuk finansialnya yang akhirnya individu tersebut memutuskan untuk fiksasi dan regresi ke tahap tersebut.
  • Apakah pada fase Infatil terdapat fase-fase lain di dalamnya? terdapat tiga fase pendukung fase infatil yaitu:

1. fase oral (usia 0;0 -- 1;0). Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktifitas dinamikatau daerah kepuasan seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan/minum menjadi sumber kenikmatannya, diperoleh dari rangsangan bibir-rongga mulut-kerongkongan. Kepuasan berlebihan pada fase oral membentuk oral incorporation personality pada masa dewasa yakni orang menjadi senang/fiksasi mengumpulkan pengetahuan atau harta benda atau gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain). Sebaliknya ketidak puasan pada fase oral membentuk oral aggression personality pada masa dewasa yakni orang menjadi tidak pernah puas/tamak (mengumpulkan apa saja) dalam mengumpulkan harta. Ditandai oleh sikap senang berdebat dan sarkastik, bersumber dari sikap protes bayi (menggigit) terhadap perlakuan ibu dalam menyusui.

2. Fase Anal (Usia 1;0 -- 2/3;0). Pada fase ini dubur merupakan daerah pokok aktifitas dinamik. Sepanjang fase anal Latihan defaksi (toilet training) memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Dampak dari toilet training terhadap kepribadian di masa depan tergantung sikap dan metoda orang tua dalam melatih, misalnya, jika terlalu kuat anak akan menahan faces nya dan mengalami sembelit. Ini adalah prototipe tingkah laku keras kepala dan kikir (anal retentiveness personality). Sebaliknya membiarkan anak tanpa toilet training akan membuat anak bebas melampiaskan ketegangannya dengan mengeluarkan kotoran di tempat dan waktu yang tidak tepat, dimasa mendatang muncul sebagai sifat ketidak eraturan/jorok, destruktif, semaunya sendiri, kekerasan/kekejaman (anal expulsiveness personality). Apabila dibimbing dengan kasih sayang dan pujian ( defakasi secara teratur) anak mendapat pengertian bahwa mengeluarkan faces adalah aktifitas yang penting, merupakan prototipe dari sikap kreatif dan produktif.

3. Fase Falis/Phallic (2/3;0 -- 5/6;0). pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting. pada fase ini dikenal dengan Odiepus complex adalah kateksis obyek seksual kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayhnya dan menyingklirkan ibunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun