Mohon tunggu...
Anik Silfiah
Anik Silfiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menciptakan Budaya Positif dalam Penerapan Profil Pelajar Pancasila

14 September 2022   10:29 Diperbarui: 14 September 2022   10:41 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya positif dimensi ini bisa dilakukan sekolah dengan disiplin dalam berkarya yang dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang lain..

                  Dari uraian diatas bahwa penerapan budaya positif harus dimulai dari sikap kedisiplinan. Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah-sekolah kita. Bagaimana menjaga dan menanamkan terus menerus nilai-nilai Pancasila yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari dunia pendidikan di Indonesia. Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa

"dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat "self discipline" yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka.
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)

Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri.

Anak-anak kita harus menemukan Pancasila sebagai ajaran yang hidup dalam lingkungan pendidikan mereka. Bahwa Pancasila adalah kebaikan yang terasa yang tidak hanya menjadi hafalan semata, namun tertanam kuat dalam jiwa dan sanubari mereka. Sehingga mereka akan menjadi jiwa yang kuat dalam menempuh jaman yang mungkin kita tidak akan menjumpainya sekarang. Hal inilah yang menjadi misi utama dunia pendidikan kita, mempersiapkan manusia Indonesia yang seutuhnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun