Sudah dikerahkan jaringan kawan di daerah pemesan, nihil, tidak ada titik terang. Akhirnya, dia menyerah. Lockdown membuatnya takbisa ke mana-mana, termasuk mendatangi pemesan.
Entah mengapa, si pemesan tetiba raib, tiada kabar. Itu membuatnya sedih, walau pada akhirnya dia tidak kehilangan asa.
Sang istri untungnya bukan perempuan penuntut. Berapa pun yang diberikan Fatkhur atau bahkan tidak sama sekali dia bisa terima. Dikuatkan suaminya agar tetap sabar.
Untung pula ada bantuan terdampak Covid-19 senilai Rp 300.000 per bulan. Itu yang dipakai mengepulkan dapur. Dengan sangat hemat pengeluaran, sang istri mengelola kehidupan dapurnya.
Kran new normal yang dihembuskan Jokowi membuatnya tergerak untuk bangkit lagi. Mulai lagi untuk berani promosi, juga menerima pesanan.
Dia pun diharapkan akan kembali mengaktifkan konten youtube-nya. Sebuah aset yang seharusnya bisa diberdayakan di masa seperti ini.
Subscriber, pengalaman, pengetahuan pembuatan konten telah dia miliki. Hanya butuh satu langkah. Percaya diri untuk memulai, dan bangkit lagi.
Jika dibandingkan dengan saya yang cuma mengandalkan reportase alakadarnya sudah berani on tune, maka dia yang punya keahlian istimewa harusnya bisa lebih dari saya.Â
Dia tidak boleh terpuruk menutup diri. Saya pun mencoba mengajukan hitungan, berapa yang akan dia dapat bila aktif lagi. Toh, dia sudah pernah mendulang rupiah dari konten.
Itu yang kemudian membuatnya tergerak. Syukurlah, mulai berbinar matanya.
Spiritnya berproduksi membara lagi. Langkah awal, saya temani dia pergi ke Disperindag Kabupaten, akan meminta petunjuk melangkah lagi untuk usahanya yang pernah aktif. Sudah punya izin usaha, tinggal mengaktifkan lagi.