Fatkhurrahman, pemilik sebuah usaha bernama Ba Oeng. Berdiri sejak 2015, dengan merek dagang Ba Oeng untuk segala jenis karya yang dihasilkan. Baik produksi perkusi maupun konten Youtube-nya.
Berawal dari profesi sebagai pemain musik dangdut keliling dengan posisi sebagai penabuh kendang, dia tergerak ingin membuat sendiri alat musik itu. Terutama perkusi, spesialis pegangannya.
Alat musik yang pertama dibuat, yakni kendang pasangan yang dia sebut "tak" dan "dut". Kemudian, dia juga terlibat untuk membuat alat musik genre lain. Koplo, Jandut alias Jaranan dangdut, Jaipong, bahkan juga rasa India.
Usahanya berkembang hingga dikirim ke seluruh Indonesia. Transaksi umumnya, online. Lewat Bukalapak atau chat pribadi.
Kala itu, Omzet per bulan pada hari biasa mampu menembus angka 25 juta rupiah. Namun, selama pandemi ini sedang turun drastis, paling banter 10 juta an sebulan, bahkan pernah nihil.
Meski begitu, dia tetap berproduksi, walau berdasarkan pesanan yang minim. Untunglah ada angin segar, yaitu keberadaan Satria Emas Kabupaten Pasuruan yang melakukan pendampingan dan pembimbingan UMKM. Di bidang pelabelan, pengemasan, pemasaran hingga permodalan.
Inilah yang membuat Fathur tergugah lagi semangatnya untuk mengupayakan produksi perkusinya diminati kembali. Tetap melakukan pemasaran online lalu  bergabung dengan komunitas pelaku UMKM serupa di banyak grup media sosial yang bisa dipakai menjadi alat promosi publikasi.
Beberapa barang yang ada di showroom-nya merupakan sisa dari keterpurukan saat lockdown kemarin. Menurutnya, itu masih bisa ditawarkan, karena bukan barang dengan expired date. Hanya mungkin, nilai jual akan turun mengingat permintaan pasar yang bergeser, alias out of date.
Usaha dengan cara konvensional sudah, kini pemilik channel Ba Oeng Perkusi itu mulai mengaktifkan lagi aktivitasnya dalam membuat konten di Youtube.Â
Ternyata, dia sudah memiliki subscriber hingga 42.000. Artinya, dia juga dapat mengembalikan potensi memperoleh pundi-pundi penghasilan, seperti saat masih menekuni bermain orkes melayu dari panggung ke panggung.
Walaupun dia telah pensiun sebagai pemain perkusi, tetapi pembuatan konten berupa permainan perkusi tetap bisa dilakukan. Di rumahnya saja, dengan melapisi dinding ruang tamu memakai karpet hitam tebal untuk background dan alat kedap suara, konten pun siap disajikan  ke para penonton setianya.
Dia mainkan perkusi buatannya, lalu fokus memukul satu per satu kendang. Diambil gambarnya, agar orang juga tahu spesifikasi dari masing-masing alat.