Lama nian diri tercerai dari sentuh sayangnya. Merindunya kini menggigilkan palung hati. Aku ingin memantaskan diri untuk bersua kembali, membaui wangi surga yang kurindu. Menjadi debu, menjadi angin di dalamnya pun diri ikhlas, bersama kekasihku, bersimpuh menghadap arsy. Menikmati hidangan surga tanpa sekat, dengan rindu bergulung menatap, kekasih abadi dunia akhirat.
Inginku hadir dengan separuh nyawaku, bercengkerama dengan Imam semesta raya ini, Â Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, menatap erat barisan lelaki mulia pengikut setianya, beradu pandang pula dengan jajaran perempuan terhormat bermartabat yang melingkarinya.
Sungguh diri terkesiap, rindu ini, Â surga itu sangatlah ingin kutuju. Semoga diriku, Â Salikah dunia fana ini punya tempat di dalamnya.
Kepada imamku, kupersembahkan rindu ini. Darimu segala tuntun pernah kuakrabi, menunjukiku jalan terang di belakang punggungmu. Sementara kau menunggu dan aku merindu, biarlah aku berkaca dahulu, mematut diri, memantaskan hati, Â agar surga itu menantiku selalu.
Duhai cinta, selaksa doa kupintakan padaNya, agar kita memasuki surga itu beriringan, membaui wanginya dengan kemudahan, bersama segenap raga dan sukma, dan belahan jiwa kita. Bertemu kita di sana, tempat semerbak wangi nan abadi tiada tanding, tiada banding.