Disamping mensyukuri nasibku yang lebih baik dari temanku itu, peristiwa ini mengingatkanku saat ngaji, nyantri, di petuahi gus Alawy , putra KH Masduki Mahfudz, Â Mergosono Malang bahwa, keimanan tidak selalu diukur berdasarkan jumlah ibadah seorang kepada Allah SWT. Intensitas seseorang dalam mengerjakan ibadah wajib maupun sunnah tak memastikan kesempurnaan iman seseorang.
Ini bukan berarti ibadah tidak penting. Hanya saja yang patut diperhatikan bahwa Islam tidak hanya meminta umatnya percaya kepada Tuhan, kemudian beribadah terus-menerus, tetapi juga mendorong kita untuk peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.Â
Ibadah itu sangat penting, namun peka dan menebar kasih sayang kepada sesama juga tak kalah penting. Semoga niatku berbagi sepiring nasi tadi berada dalam proses menuju kesempurnaan iman. Berbagi itu indah juga ternyata, meski baru tahap niat. Wallahu alam. Bagaimana menurut anda?
Ngroto, 12122018