Mohon tunggu...
Ania Maharani
Ania Maharani Mohon Tunggu... -

Biru dan Pena.. Blue and pen :) Asagi Enpitsu (:

Selanjutnya

Tutup

Money

Liputan Semnas: "Writerpreneurship"

24 November 2012   17:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:43 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seminar – seminar motivasi tentang kepenulisan mungkin sudah sering didengar. Namun seminar tentang motivasi kepenulisan untuk kewirausahaan menjadi tema segar untuk dikaji lebih dalam. Pada hari Sabtu (24/11), KAMMI Fakultas Teknik Undip menyelenggarakan seminar nasional kepenulisan bertema “Writerpreneurship” dengan bintang tamu Meyda Safira dan para narasumber ternama: Ustadz Burhan Shodiq, Boim Lebon, dan Afifah Afra. Ibu Rustriningsih, Wakil Gurbernur Jawa Tengah turut diundang dalam acara semnas, namun sayang beliau tidak sempat hadir karena ada agenda lain yang berbenturan. Sekitar ratusan mahasiswa dari berbagai Universitas khususnya di Jawa Tengah dan sekitarnya memenuhi ruangan utama gedung Prof Soedarto, Undip Tembalang. Mereka sangat antusias dalam mengikuti semnas yang berlangsung selama tujuh jam. Acara ini dibagi menjadi dua sesi dengan topik pembahasan menarik tentang “Writerpreneurship”. Topik pertama dimoderatori oleh Meyda Safira dengan kedua penulis yang sudah ‘asam garam’ di dunia pena, Ustadz Burhan Shodiq dan Boim Lebon. Mereka menyalurkan semangat energi dan inspirasi kepada para peserta dengan bahasa kajian yang mudah dipahami. Pertanyaan seputar pengalaman terjun ke dunia kepenulisan dijawab dengan sederhana oleh Ustad Burhan Shodiq . Beliau ternyata mulai hobi menulis sejak SMA. Saat itu beliau sering mencatat buku harian dan buletin di sekolah. Beliau mengakui secara terus terang bahwa menulis buku harian bukanlah kebiasaan memalukan dari seorang pria. Justru hal itu menjadikan kebiasaan menulis sebagai aktivitas yang bisa dikembangkan. Latar belakang buku non-fiksi beliau yang sebagian besar soal ‘cinta’, didasarkan oleh permasalahan remaja yang cukup kompleks. Kemudian beliau menciptakan produk populer yang didekasikan sebagai wacana pemecahan masalah remaja. Beliau sengaja menggunakan judul yang ‘menarik’ untuk diminati kaum remaja. Judul buku beliau yang ada di pasaran antara lain “Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran”, “Karena Cinta Harus Memilih”, “Shalat Ngebut Bisa Benjut”, dll. [caption id="attachment_275" align="alignleft" width="212" caption="bintang tamu dan narasumber"]

[/caption] Pengalaman berbeda dirasakan oleh Boim Lebon. Penulis yang bernama asli Sudiyanto ini mulanya tak mengetahui potensi menulisnya yang luar biasa hingga menjadi script writer drama, produser reality show beberapa stasiun swasta, hingga penulis cerita anak dan remaja. Sejak SMA, Boim mulai mencari kegemaran yang  pas dengan kepribadiannya yang humoris. Beberapa ekstra kurikuler telah diikutinya lalu dideklarasikan dunia teater sebagai passion yang terkuak. Semenjak itu, beliau sering membuat script cerita dan menang dalam berbagai lomba kepenulisan. Writerpreneurship yang dibahasakan Baim Lebon sebagai ikhtiar seorang penulis untuk menjadi pengusaha dan sebaliknya, pengusaha untuk menjadi penulis. Apapun profesinya, sebetulnya seseorang bisa menjadi penulis. Entah itu sebagai writer ataupun author. Istilah writer ditujukan kepada seseorang yang bisa menulis dengan segala tema, sedangkan author ditujukan kepada seseorang yang menulis sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Misalnya, seorang Master Chief yang bisa menjadi author buku resep masakan. Untuk menjadi writer yang berjiwa entrepreneur, memang memerlukan tips agar produk karya novel/ cerita dapat ‘berkembang biak’ menjadi beberapa produk lain yang bermanfaat, seperti diangkat menjadi  layar lebar, soundtrack film, serta wacana yang memiliki nilai jual lebih. Setiap orang memiliki potensi yang dikembangkan untuk bisa menulis. Menulis itu sebetulnya mudah asal dijadikan sebagai kebiasaan yang disukai. Kebiasaan menulis dan membaca merupakan dua unsur yang tak bisa dilepaskan. Kata Boim Lebon, “Orang yang rajin membaca akan mendapatkan inspirasi menulis tak bertepi. Setelah membaca buku, akan terbentuk pola pikir baru dari referensi atau sumber buku yang kita baca. Semakin banyak membaca buku maka akan semakin banyak inspirasi dan input informasi. Selain itu, sebagai penulis kita harus mengenal genre buku yang kita sukai. Dari situ kita bisa menemukan inspirasi dari bacaan, mengembangkannya sebagai bahan cerita, hingga mampu menghasilkan karya berdasarkan referensi yang kuat. Referensi ini tidak hanya bersumber dari bahan buku saja, tetapi juga cerita-cerita sederhana namun sarat makna yang terjadi di sekitar. Tak lupa kita padukan dengan hasil riset yang mendukung kelengkapan cerita.” Seorang penulis memang sebaiknya memperhatikan jam biologis yang tepat agar bisa menulis dengan nyaman tanpa tertekan. Ada seseorang yang bisa menulis di tempat keramaian namun ada pula yang memerlukan ketenangan.  Hal ini mempengaruhi kualitas tulisan yang dihasilkan. Diperlukan target-target kecil yang bisa dicapai untuk meningkatkan kebiasaan menulis. Misalnya, target menulis cerita sebanyak tiga paragraf sehari bisa berkembang lebih pesat apabila dilakukan secara rutin hingga akhir bulan.
Ustad Burhan Shodiq memberikan tips proses menulis yang menarik yaitu dengan menulis secara cepat (grafting). Proses grafting ini tanpa memperhatikan ejaan bahasa yang telah ditulis dan membiarkan tangan dan otak berkerja menghasilkan tulisan apa adanya. Setelah itu, baru merevisi ejaan per kata dan mengumpulkan teori dan referensi yang mendukung. Apabila sudah sesuai, tahap selanjutnya adalah mengedit bagian-bagian yang dianggap kotor (editor-red), memilih kesesuaian bahasa dan judul menarik bagi sasaran pembaca. Syarat menjadi seorang penulis tidak perlu merasa minder dan merasa karyanya kurang sempurna. Dalam prosesnya memang butuh saran dan kritik yang membangun dalam perbaikan karya. Sesi kedua diisi oleh penulis novel yang berasal dari alumni Undip, Fakultas MIPA yang menghasilkan ratusan karya. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Serial Elang, Serial Marabunta, Trilogi Ilalang, Tetralogi De Winst dan buku lainnya yang membekas di hati para pembaca. Beliau juga pernah aktif di Forum Lingkar Pena Jawa Tengah. Beliaulah Yeni Mulati atau sosok yang dikenal dengan Afifah Afra.  Materi yang disajikan beliau masih berhubungan dengan “Writerpreneuship” yaitu ‘Menjala Ide Brilian.’ Ibarat sebuah barang dagangan, ‘ide’ adalah barang yang bisa dijual penulis kepada khalayak umum. Ide atau gagasan adalah hal mendasar yang menjadikan sebuah tulisan itu lahir. Seorang penulis bisa memproduksi tulisan yang bersifat ‘menggebrak’ melalui ide segar, yaitu ide yang lain dari biasanya. Dalam perkembangannya, ide itu ibarat embrio ataupun benih yang membutuhkan nutrisi yang cukup untuk berkembang. Oleh karena itu, peliharalah ide itu dengan menuliskannya dan carilah sisi menarik dari ide yang dihasilkan. Agar otak mudah menjala ide, maka seseorang perlu dibiasakan untuk berpikir, merenung, dan membaca situasi dari fenomena apapun yang terjadi. Tiap orang memiliki karakteristik khas yang berbeda-beda. Ide juga terkait dengan kekayaan informasi. Sumber ide menulis bisa diperoleh dari mana saja. Bisa dari pengalaman, imajinasi, penelitian, biografi, ajaran agama, ataupun mimpi. Sumber ide-ide tersebut harus dimanajemen dengan baik agar tidak kontraproduktif. Seminar ditutup dengan closing statement Afifah Afra yang cukup menarik, “Jadikanlah tulisan Anda sebagai prasasti kehidupan yang bisa dikenang sepanjang masa.” “Syarat untuk menjadi penulis adalah tiga; menulis, menulis, dan menulis :)” An Maharani Bluepen Anggota FLP Semarang Ranting Ngaliyan 10 Muharram 1434 H [caption id="attachment_278" align="aligncenter" width="300" caption="with mbak Afifah Afra"]
[/caption] [caption id="attachment_279" align="aligncenter" width="240" caption="with Mas Baim Lebon :)"]
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun