Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita tentang Mie Goreng

5 Desember 2019   22:20 Diperbarui: 5 Desember 2019   22:22 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini terpaksa harus lembur lagi. Ada pekerjaan tambahan yang harus segera diselesaikan. Kebetulan aku tidak sendiri. Ada Dodi yang ternyata mengalami nasib yang sama.

Jam menunjukkan pukul 12 malam. Pekerjaan sudah 80%. Nanggung kalau ditunda. Tapi perut ternyata main musik juga. Makan mie goreng tentu akan nikmat banget. Aku menoleh pada Dodi.

"Dod, aku lapar. Nyari makan yuk." Ajakku pada Dodi yang juga gelisah.
"Aku Juga Jon." Jawab Dodi cepat. Anak itu kalau manggil selalu saja seenaknya saja. Namaku Jaka dipanggilnya Jon. Ah, yang penting ada teman makan tengah malam gini.

Dodi mengeluarkan sepeda motornya. Aku membonceng saja. Hemat energi lah. Lalu kami mencari warung atau tempat makan yang mungkin ada di sekitar kantorku, meskipun aku tidak yakin karena memang di daerah ini hampir tidak kulihat ada warung pada malam hari.

Hampir seperempat jam, kami menemukan sebuah gerobak yang menjual makanan. Cukup ramai juga yang beli, Oh, ternyata jualan mie goreng. Wah, entah mengapa kok sama dengan yang aku inginkan.

Tanpa ba-bi-bu lagi, kami  berdua memesan mie goreng. Maunya sih makan di tempat, tapi melihat tidak ada tempat duduk lagi kecuali di pinggir jalan, akhirnya kami memutuskan untuk dibungkus saja.
"Dua bungkus pakai telor semua bang." Kataku.

Pelayanan sangat cepat. Mie goreng sudah siap dalam bungkusan yang rapi. Sayang tidak bisa makan di tempat. Kami harus menunggu sedikit lama. Tidak terasa perut semakin melilit saja. 

Kami ingin segera kembali ke kantor secepatnya. Kami tidak mau menunggu lebih lama menyantap mie goreng ini. Aromanya saja sudah bikin air liur membanjir seperti luapan sungai Brantas.

Sesampai di kantor kami segera membuka bungkusan mie goreng. Kami kaget. Ternyata isinya bukan mie goreng.... tetapi ulat! AKu termangu sampai lama, sedangkan Dodi langsung pingsan meski gak lama.

Paginya aku pulang ke rumah karena harus bersih-bersih diri dan sarapan di rumah saja. Makan di kantor sudah tidak ada selera. Kejadian malam tadi membuat kami tidak enak makan.

Saat pulang, aku sengaja mengambil arah tempat gerobak yang jualan mie goreng semalam. Kebetulan arahnya sama dengan arah pulang. Aku tinggal menghitung waktunya, kira-kira seperempat jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun