Mohon tunggu...
angguntamara
angguntamara Mohon Tunggu... mahasiswa

saya hobi menonton dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keindahan dan Peran Penting Hutan Mangrove Pangkal Babu di Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat

22 Juni 2025   19:30 Diperbarui: 22 Juni 2025   19:28 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pengunjung/wisatawan

Hutan Mangrove Pangkal Babu, yang terletak di Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, merupakan salah satu kawasan ekowisata yang semakin dikenal di kawasan Kuala Tungkal. Dengan luas yang kini tersisa sekitar 40 hektar, hutan bakau ini menyimpan keindahan alam yang memukau sekaligus manfaat ekologis yang sangat penting bagi lingkungan dan masyarakat setempat. 

Kawasan mangrove ini berfungsi sebagai habitat berbagai jenis flora dan fauna, termasuk ikan, kepiting, burung, dan monyet ekor panjang. Selain itu, hutan mangrove berperan vital sebagai pengendali erosi pantai dan penyangga alami terhadap gelombang laut yang kerap mengancam pesisir. Peran ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan mata pencaharian masyarakat nelayan dan petani kelapa di sekitar. Namun, hutan mangrove Pangkal Babu tidak selalu seperti sekarang. Menurut cerita masyarakat Kuala Tungkal, kawasan ini dulu dikenal sebagai tempat yang mistis dan angker, sering disebut sebagai "tempat jin buang anak" karena letaknya yang jauh dari perkotaan dan suasananya yang sunyi serta penuh misteri. Banyak warga menghindari daerah ini karena takut dengan keberadaan makhluk halus yang konon menghuni kawasan tersebut. Bahkan, jika ada orang yang tenggelam di sekitar muara sungai, sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. 

Perubahan besar terjadi sejak upaya pelestarian dan pengembangan hutan mangrove dimulai. Program reboisasi dan konservasi yang digalakkan oleh masyarakat bersama pemerintah berhasil mengembalikan fungsi ekologis hutan yang sempat rusak akibat penebangan liar dan alih fungsi lahan menjadi tambak. Kini, stigma mistis itu perlahan hilang dan digantikan oleh suasana yang lebih hidup dan ramah. Pangkal Babu kini menjadi destinasi ekowisata yang ramai dikunjungi oleh warga lokal maupun wisatawan. Pengunjung dapat menikmati jalur trekking kayu yang membelah hutan mangrove, menaiki menara pandang untuk melihat panorama hijau dari atas, serta berkeliling menggunakan perahu pompong di alur sungai mangrove. Fasilitas pendukung seperti area parkir, musholla, dan  kantin telah tersedia untuk menunjang kenyamanan wisatawan. 

Sejak dibukanya akses jalan pada akhir 2022, kunjungan wisatawan semakin meningkat signifikan. Rata-rata pengunjung mencapai ratusan orang per hari, memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar melalui pengelolaan ekowisata dan produk lokal seperti kerajinan batik mangrove. 

Meski demikian, tantangan besar masih ada. Kerusakan hutan mangrove akibat aktivitas manusia seperti penebangan untuk bahan baku arang dan konversi lahan masih menjadi ancaman serius. Data menunjukkan bahwa luas hutan mangrove di Pangkal Babu menurun drastis selama beberapa dekade terakhir, dari ratusan hektar menjadi hanya puluhan hektar. Oleh karena itu, upaya reboisasi dan pengelolaan berkelanjutan sangat vital untuk menjaga kelestarian ekosistem ini. 

Hutan Mangrove Pangkal Babu bukan hanya sekadar tempat wisata, tapi juga pusat edukasi lingkungan yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap alam dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Keberhasilan pelestarian hutan ini juga menjadi contoh bagaimana kekuatan gotong royong dan kesadaran lingkungan dapat mengubah kawasan yang dulu dianggap angker menjadi destinasi yang membanggakan. Dengan perkembangan positif ini, Hutan Mangrove Pangkal Babu menjadi simbol harapan bagi pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di pesisir timur Sumatera. Mari kita dukung terus upaya pelestarian mangrove agar keindahan dan manfaatnya dapat dinikmati generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun