Mohon tunggu...
Anggun MeylizaSetyafahni
Anggun MeylizaSetyafahni Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Tugas yang Padat terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa dalam Psikologi Pendidikan

4 Oktober 2025   20:24 Diperbarui: 4 Oktober 2025   20:24 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkuliahan pada jenjang pendidikan tinggi menuntut mahasiswa untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tugas akademik yang menantang. Tugas-tugas tersebut dapat berupa penulisan makalah, laporan praktikum, presentasi, serta membutuhkan kerja sama dan keterampilan manajemen waktu yang efektif. Dalam teori Psikologi Pendidikan, penugasan merupakan alat untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memperdalam pemahaman konsep akademik, dan mengembangkan teori dengan aplikasi praktis. Namun, dalam praktiknya, jumlah tuhas yang selalu padat sering kali justru membawa konsekuensi negatif, terutama terhadap konsentrasi belajar mahasiswa. 

Konsentrasi merupakan aspek yang penting dalam proses belajar. Konsentrasi berfungsi sebagai pintu masuk bagi informasi untuk dapat diolah dalam memori jangka pendek dan kemudian disimpan dalam memori jangka panjang. Tanpa konsentrasi yang memadai, mahasiswa hanya akan menerima informasi secara permukaan tanpa memahami esensinya. Beban tugas yang berlebihan dapat mengganggu proses belajar dengan membagi perhatian mahasiswa di antara berbagai kewajiban akademik. Sebagai contoh, mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian mungkin kehilangan konsentrasi karena khawatir tentang deadline laporan praktikum atau esai yang harus dikumpulkan, sehingga mengurangi kualitas pemahaman materi. 

Dari perspektif Psikologi Pendidikan, fenomena ini teraki dengan teori Cognitive load, yang menyatakan bahwa kapasitas pemrosesan informasi otak manusia memiliki batasan. Ketika jumlah informasi yang diterima terlalu besar, kemampuan kognitif menjadi terbebani dan proses pemahaman menjadi terganggu. Tugas yang berlebihan tidak hanya memperbanyak beban kognitif, tetapi juga memicu stres emosional. Kombinasi antara tekanan mental dan beban kognitif ini menyebabkan mahasiswa lebih mudah teralihkan, merasa kelelahan, dan mengalami kesulitan mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lama. 

Selain itu, beban tugas yang berlebihan seringkali berdampak pada stres akademik yang signifikan. Mahasiswa mengalami ketegangan karena harus menyelesaikan tugas dengan deadline yang mendekat, sementara waktu dan energi merema terbatas. Stres ini tidak hanya mempengaruhi kemampuan konsentrasi, tetapi juga dapat mereduksi motivasi belajar yang berasal dari dalam diri. Banyak mahasiswa hanya menyelesaikan tugas untuk memenuhi kewajiban formal, tanpa memiliki kesempatan untuk memahami makna atau mengintegrasikan ilmu yang dipelajari. Jika kondisi ini berlanjut, risiko terjadinya kelelahan akademik (Academic Burnout) meningkat, yang ditandai dengan perasaan bosan, hilangnya motivasi belajar, dan keinginan untuk menghindari aktivitas akademik. 

Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan penting seperti: Apakah beban tugas yang berat selalu berdampak negatif? Jawabannya tergantung pada bagaimana tugas tersebut dikelola. Dalam Psikologi Pendidikan, konsep Self-Regulated Learning menekankan pentingnya mahasiswa mengembangkan kemampuan untuk mengatur proses belajarnya sendiri secara efektif. Mahasiswa yang mampu menetapkan tujuan belajar yang jelas, membuat rencana, serta memonitor kemajuan dapat lebih tahan menghadapi tekanan tugas. Misalnya, dengan membagi waktu pengerjaan menjadi beberapa tahap kecil, beban tidak terasa terlalu berat, dan konsentrasi tetap bisa dipertahankan. 

Di sisi lain, peran dosen juga sangat penting dalam merancang tugas yang efektif. Jika tugas yang diberikan terlalu banyak dan tidak relevan dengan tujuan pembelajaran, maka hanya akan menambah beban mental yang tidak perlu. Sebaliknya, tugas yang dirancang dengan baik, menantang, dan realistis dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar dengan lebih mendalam dan bermakna. Misalnya, memberikan satu proyek penelitian kecil yang mendalam jauh lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan analitis mahasiswa dibandingkan dengan memberikan lima esai dengan topik yang berbeda-beda, karena cara ini juga membantu mahasiswa untuk tetap fokus. 

Pengaruh tugas yang padat terhadap konsentrasi belajar mahasiswa tidak dapat dinilai secara sederhana. Terdapat hubungan kompleks antara beban mental, kondisi psikologis, strategi belajar individu, dan pendekatan pengajaran dosen. Jika keseimbangan ini dapat dipertahankan, maka tugas tidak akan menjadi sumber stres yang menggangu konsentrasi, melainkan berfungsi sebagai sarana pengembangan diri yang efektif. 

Pada akhirnya, konsentrasi belajar mahasiswa merupakan aset berharga yang perlu dipelihara. Tanpa konsentrasi yang baik, proses pembelajaran tidak akan efektif, dan tujuan pendidikan tinggi menjadi sulit dicapai. Oleh karena itu, baik mahasiswa maupun dosen harus memiliki kesadaran dan kerja sama untuk mengelola beban tugas dengan seimbang dan proporsional. Mahasiswa dapat melatih diri melalui pengelolaan waktu yang efektif, penetapan prioritas, dan pengelolaan stres. Sementara itu, dosen diharapkan dapat merancang strategi penugasan yang tidak hanya menantang, tetapi juga mendidik dan memberikan pengalaman belajar yang berharga. Dengan cara ini, proses pendidikan dapat berubah dari sekedar rutinitas yang penuh tekanan menjadi pengalaman intelektual yang kaya dan bermakna. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun