Mohon tunggu...
Anggun Mega Cahyani
Anggun Mega Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menjadi pengajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Glintung Go Green: Mengubah Kampung Menjadi Model Kampung Hijau Berkelanjutan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Pascasarjana UM

4 Desember 2024   23:34 Diperbarui: 5 Desember 2024   00:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Bersama Bapak Penggagas G3

Glintung Go Green: Mengubah Kampung Menjadi Model Kampung Hijau Berkelanjutan

Oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Di tengah kesibukan Kota Malang, terdapat sebuah kawasan yang menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat bergerak bersama untuk menciptakan perubahan lingkungan yang berkelanjutan. Kampung Glintung, yang terletak di Kecamatan Lowokwaru, kini telah dikenal sebagai Glintung Go Green (G3), sebuah inisiatif berbasis masyarakat yang menggabungkan konsep keberlanjutan lingkungan dengan pemberdayaan sosial ekonomi. Sebagai bagian dari program studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Pascasarjana Universitas Negeri Malang, kami melakukan observasi langsung untuk mempelajari lebih dalam tentang keberhasilan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas ini.

Membangun Kesadaran Lingkungan dari Akar Rumput

Glintung Go Green dimulai dengan sebuah visi sederhana: menjadikan kampung ini sebagai contoh bagaimana komunitas lokal dapat mengelola lingkungan mereka dengan cara yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memberikan manfaat sosial yang nyata. Dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga, pengurangan banjir dengan biopori dan sumur resapan, hingga pengembangan urban farming yang mendukung ketahanan pangan, G3 telah berhasil menciptakan perubahan yang signifikan.

Selama observasi kami, kami melihat betapa warga Glintung bekerja dengan penuh semangat untuk menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Salah satunya adalah bank sampah, di mana warga secara aktif memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah yang dikelola dengan baik. Program ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga memberikan nilai ekonomi kepada warga melalui hasil daur ulang dan penjualan sampah plastik.

Urban Farming: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat

Memanen Sayur di ROOFTOOP (Sumber: Bratafoto) 
Memanen Sayur di ROOFTOOP (Sumber: Bratafoto) 

Di tengah sempitnya lahan perkotaan, warga Glintung telah mengadopsi berbagai teknik pertanian perkotaan, seperti hidroponik dan vertikultur, untuk memanfaatkan halaman rumah mereka. Keberhasilan urban farming ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan keluarga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Hasil pertanian yang mereka jual di pasar lokal memberikan tambahan penghasilan yang signifikan.

Pentingnya keterlibatan komunitas dalam kegiatan ini tidak hanya mengedukasi mereka mengenai pentingnya bertani di lingkungan perkotaan, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga. Setiap rumah memiliki kebun kecil yang tidak hanya untuk konsumsi pribadi tetapi juga untuk saling berbagi. Hal ini memperlihatkan betapa kolaborasi di tingkat komunitas dapat memberikan hasil yang lebih besar daripada sekadar upaya individu.

Sistem Pengelolaan Air yang Inovatif

Salah satu isu terbesar yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia adalah masalah banjir dan kelangkaan air. Glintung Go Green telah menemukan solusi yang inovatif melalui penggunaan biopori, sumur resapan, dan rainwater harvesting. Setiap rumah di Glintung dilengkapi dengan sumur resapan yang berfungsi untuk menyerap air hujan dan mencegah terjadinya genangan air yang dapat menyebabkan banjir. Selain itu, dengan memanfaatkan sistem pengumpulan air hujan, warga dapat memenuhi kebutuhan air bersih mereka, mengurangi ketergantungan pada sumber air tanah yang semakin menipis.

Penerapan sistem ini tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga menjaga kualitas air tanah yang semakin terancam oleh urbanisasi dan polusi. Hal ini menjadi salah satu contoh bagaimana pendekatan berbasis alam (nature-based solution) dapat diadaptasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi kota-kota besar.

Tantangan yang Dihadapi

Namun, di balik keberhasilan yang dicapai, G3 juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan pendanaan. Program ini sebagian besar masih mengandalkan dana swadaya masyarakat dan bantuan dari pihak luar seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau pemerintah. Meskipun demikian, keberhasilan program ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, tantangan besar seperti pendanaan bisa diatasi.

Tantangan lainnya adalah keterlibatan warga. Meskipun banyak warga yang aktif terlibat dalam kegiatan G3, masih ada sebagian yang kurang antusias karena keterbatasan waktu, pengetahuan, atau ketidaktertarikan. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan bagaimana mereka bisa berkontribusi tanpa merasa terbebani.

Pemberdayaan Masyarakat: Kunci Keberhasilan G3

Salah satu elemen penting yang membuat G3 berhasil adalah pemberdayaan masyarakat. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada pemberdayaan sosial dan ekonomi warga. Dengan melibatkan warga dalam setiap tahapan program, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, G3 telah menciptakan rasa memiliki yang kuat di antara warga.

Pemberdayaan ini juga tercermin dalam keberhasilan program komunitas peduli lingkungan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa. Setiap orang, dari yang paling muda hingga yang tua, memiliki peran dalam menjaga dan mengembangkan keberlanjutan lingkungan mereka.

Glintung Go Green: Inspirasi untuk Kampung Lain

Pengalaman yang kami dapatkan selama observasi ini memberikan gambaran yang jelas bahwa perubahan lingkungan yang besar dimulai dari perubahan kecil yang dilakukan oleh komunitas. Glintung Go Green menunjukkan bahwa dengan kolaborasi, edukasi, dan pemberdayaan, sebuah kampung bisa bertransformasi menjadi lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan.

Keberhasilan G3 menjadi contoh yang patut dicontoh oleh kampung-kampung lain di Indonesia. Dengan pendekatan berbasis masyarakat yang terintegrasi, G3 tidak hanya berhasil mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi warganya. Ke depan, Glintung Go Green memiliki potensi besar untuk menjadi model kampung hijau yang bisa diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.

Melalui observasi yang kami lakukan sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, kami melihat bahwa kesuksesan program G3 tidak hanya terletak pada teknologi atau pendekatan yang digunakan, tetapi juga pada semangat gotong royong yang ada dalam masyarakat Glintung. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap proses, G3 telah mengajarkan kita bahwa untuk menciptakan perubahan besar, kita perlu memulai dari langkah kecil, bersama-sama.

Penulis:
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Editor: 

Anggun Mega Cahyani 

Glintung Go Green: Mengubah Kampung Menjadi Model Kampung Hijau Berkelanjutan

Oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Di tengah kesibukan Kota Malang, terdapat sebuah kawasan yang menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat bergerak bersama untuk menciptakan perubahan lingkungan yang berkelanjutan. Kampung Glintung, yang terletak di Kecamatan Lowokwaru, kini telah dikenal sebagai Glintung Go Green (G3), sebuah inisiatif berbasis masyarakat yang menggabungkan konsep keberlanjutan lingkungan dengan pemberdayaan sosial ekonomi. Sebagai bagian dari program studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Pascasarjana Universitas Negeri Malang, kami melakukan observasi langsung untuk mempelajari lebih dalam tentang keberhasilan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas ini.

Membangun Kesadaran Lingkungan dari Akar Rumput

Glintung Go Green dimulai dengan sebuah visi sederhana: menjadikan kampung ini sebagai contoh bagaimana komunitas lokal dapat mengelola lingkungan mereka dengan cara yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memberikan manfaat sosial yang nyata. Dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga, pengurangan banjir dengan biopori dan sumur resapan, hingga pengembangan urban farming yang mendukung ketahanan pangan, G3 telah berhasil menciptakan perubahan yang signifikan.

Selama observasi kami, kami melihat betapa warga Glintung bekerja dengan penuh semangat untuk menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Salah satunya adalah bank sampah, di mana warga secara aktif memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah yang dikelola dengan baik. Program ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga memberikan nilai ekonomi kepada warga melalui hasil daur ulang dan penjualan sampah plastik.

Urban Farming: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat

Di tengah sempitnya lahan perkotaan, warga Glintung telah mengadopsi berbagai teknik pertanian perkotaan, seperti hidroponik dan vertikultur, untuk memanfaatkan halaman rumah mereka. Keberhasilan urban farming ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan keluarga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Hasil pertanian yang mereka jual di pasar lokal memberikan tambahan penghasilan yang signifikan.

Pentingnya keterlibatan komunitas dalam kegiatan ini tidak hanya mengedukasi mereka mengenai pentingnya bertani di lingkungan perkotaan, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga. Setiap rumah memiliki kebun kecil yang tidak hanya untuk konsumsi pribadi tetapi juga untuk saling berbagi. Hal ini memperlihatkan betapa kolaborasi di tingkat komunitas dapat memberikan hasil yang lebih besar daripada sekadar upaya individu.

Sistem Pengelolaan Air yang Inovatif

Salah satu isu terbesar yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia adalah masalah banjir dan kelangkaan air. Glintung Go Green telah menemukan solusi yang inovatif melalui penggunaan biopori, sumur resapan, dan rainwater harvesting. Setiap rumah di Glintung dilengkapi dengan sumur resapan yang berfungsi untuk menyerap air hujan dan mencegah terjadinya genangan air yang dapat menyebabkan banjir. Selain itu, dengan memanfaatkan sistem pengumpulan air hujan, warga dapat memenuhi kebutuhan air bersih mereka, mengurangi ketergantungan pada sumber air tanah yang semakin menipis.

Penerapan sistem ini tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga menjaga kualitas air tanah yang semakin terancam oleh urbanisasi dan polusi. Hal ini menjadi salah satu contoh bagaimana pendekatan berbasis alam (nature-based solution) dapat diadaptasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi kota-kota besar.

Tantangan yang Dihadapi

Namun, di balik keberhasilan yang dicapai, G3 juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan pendanaan. Program ini sebagian besar masih mengandalkan dana swadaya masyarakat dan bantuan dari pihak luar seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau pemerintah. Meskipun demikian, keberhasilan program ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, tantangan besar seperti pendanaan bisa diatasi.

Tantangan lainnya adalah keterlibatan warga. Meskipun banyak warga yang aktif terlibat dalam kegiatan G3, masih ada sebagian yang kurang antusias karena keterbatasan waktu, pengetahuan, atau ketidaktertarikan. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan bagaimana mereka bisa berkontribusi tanpa merasa terbebani.

Pemberdayaan Masyarakat: Kunci Keberhasilan G3

Salah satu elemen penting yang membuat G3 berhasil adalah pemberdayaan masyarakat. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada pemberdayaan sosial dan ekonomi warga. Dengan melibatkan warga dalam setiap tahapan program, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, G3 telah menciptakan rasa memiliki yang kuat di antara warga.

Pemberdayaan ini juga tercermin dalam keberhasilan program komunitas peduli lingkungan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa. Setiap orang, dari yang paling muda hingga yang tua, memiliki peran dalam menjaga dan mengembangkan keberlanjutan lingkungan mereka.

Glintung Go Green: Inspirasi untuk Kampung Lain

Pengalaman yang kami dapatkan selama observasi ini memberikan gambaran yang jelas bahwa perubahan lingkungan yang besar dimulai dari perubahan kecil yang dilakukan oleh komunitas. Glintung Go Green menunjukkan bahwa dengan kolaborasi, edukasi, dan pemberdayaan, sebuah kampung bisa bertransformasi menjadi lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan.

Keberhasilan G3 menjadi contoh yang patut dicontoh oleh kampung-kampung lain di Indonesia. Dengan pendekatan berbasis masyarakat yang terintegrasi, G3 tidak hanya berhasil mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi warganya. Ke depan, Glintung Go Green memiliki potensi besar untuk menjadi model kampung hijau yang bisa diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.

Melalui observasi yang kami lakukan sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, kami melihat bahwa kesuksesan program G3 tidak hanya terletak pada teknologi atau pendekatan yang digunakan, tetapi juga pada semangat gotong royong yang ada dalam masyarakat Glintung. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap proses, G3 telah mengajarkan kita bahwa untuk menciptakan perubahan besar, kita perlu memulai dari langkah kecil, bersama-sama.

Penulis:
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Editor: Anggun Mega Cahyani - Mahasiswa S2 PLS 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun