Mohon tunggu...
Anggun Dwi Maharani
Anggun Dwi Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Mahasiswa Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB University

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Mengungkap Kehalalan Produk Kosmetik Cruelty-Free: Perspektif Etika dan Agama

24 Maret 2024   23:02 Diperbarui: 24 Maret 2024   23:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Industri kosmetik telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, memperkenalkan berbagai produk yang menjanjikan kecantikan dan perawatan kulit yang optimal. Namun, di balik gemerlapnya dunia kosmetik, terdapat isu yang semakin menjadi sorotan: uji coba kosmetik pada hewan. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis dan moral tentang keberlanjutan dan kehalalan produk kosmetik.

Definisi Cruelty-Free

Istilah "cruelty-free" merujuk pada produk yang diproduksi tanpa melibatkan uji coba pada hewan. Hal ini menandakan tidak ada hewan yang disengaja menderita atau dikorbankan dalam proses pengujian atau produksi. Pada dasarnya, produk cruelty-free dihasilkan dengan memprioritaskan kesejahteraan hewan.

Pandangan Etika dan Moral

Persoalan etika seputar uji coba kosmetik pada hewan telah mengundang kecaman luas dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk aktivis hak-hak hewan dan banyak konsumen. Uji coba pada hewan sering kali melibatkan proses yang menyakitkan dan berpotensi fatal, yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari kebajikan dan penghargaan terhadap semua makhluk hidup.

Perspektif Agama

Dalam banyak agama, konsep kasih sayang dan penghormatan terhadap makhluk hidup lainnya merupakan prinsip inti. Dalam Islam, kebijaksanaan dan kasih sayang kepada hewan ditekankan secara kuat. Hadis Nabi Muhammad menyatakan bahwa setiap makhluk hidup memiliki haknya sendiri dan bahwa manusia harus bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka. 

"Dari Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda : seorang perempuan diazab karena menyiksa seekor kucing yang diikat sampai mati. Allah pun memasukkannya ke neraka. Perempuan itu tidak memberikan makan atau minum ketika mengurungnya. Tidak juga membiarkannya mencari makan dari serangga-serangga di bumi." (HR. Muttafaqun 'Alaihi).

Dengan demikian, praktik cruelty-free dalam industri kosmetik dapat dianggap sesuai dengan nilai-nilai agama yang menghargai kehidupan dan kesejahteraan hewan.

Kehalalan Produk Kosmetik yang Cruelty-Free

Dalam perspektif Islam, kehalalan produk kosmetik yang cruelty-free memiliki kaitan dengan prinsip-prinsip agama yang menghormati kehidupan dan menolak perlakuan tidak manusiawi terhadap makhluk hidup. Konsep ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya memperlakukan semua makhluk ciptaan Allah dengan kasih sayang dan keadilan. Dalam Al-Qur'an, ditegaskan bahwa Allah menciptakan makhluk-makhluk lain di dunia ini sebagai umat yang memiliki hak-haknya sendiri (QS Al-An'am: 38). Oleh karena itu, memperlakukan hewan dengan kejam atau menyebabkan penderitaan pada mereka dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun