Mohon tunggu...
anggun ayuningtyas putri
anggun ayuningtyas putri Mohon Tunggu... mahasiswa ilmu komunikasi uin sunan kalijaga (24107030086)

saya seseorang yang suka menuliskan pengalaman, pemikiran, dan apa yang saya rasakan, selamat membaca teman teman!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukan Sekadar Dagang: Semangat yang Hidup di Jalan Malioboro

27 April 2025   19:49 Diperbarui: 27 April 2025   19:49 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pribadi 

Di tengah hiruk-pikuk jalan Malioboro yang selalu ramai, saya bertemu dengan Ibu Syifa, seorang penjual sate yang telah menjadi bagian dari kehidupan kawasan ini. Sebelum berjualan sate, Ibu Syifa dulu berjualan angkringan, namun setelah satu tahun berjualan sate, ia merasa lebih cocok dengan usaha ini. Keputusan tersebut diambil karena ia merasa usaha sate lebih banyak peminatnya, yang membuatnya lebih bersemangat untuk terus berjualan.

Ibu Syifa menceritakan bagaimana ia beradaptasi dengan usaha baru ini. "Awalnya saya agak bingung, tapi saya yakin kalau saya bisa bertahan. Banyak orang suka sate, jadi saya mulai berjualan dan akhirnya banyak yang datang," ujarnya dengan senyum yang tulus. Meski begitu, dia menyadari bahwa setiap usaha pasti ada tantangannya. Salah satunya adalah lokasi berjualan yang sering berpindah-pindah, karena masalah dengan Satpol PP yang kerap menertibkan pedagang kaki lima di sekitar kawasan tersebut.

Setiap pagi, Ibu Syifa memulai rutinitasnya dengan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk membuat sate yang enak dan menggugah selera. "Pagi-pagi saya harus siap-siap. Sate, bumbu, peralatan... semuanya harus dipersiapkan dengan baik agar pelanggan puas," kata Ibu Syifa, sambil menunjukkan semangatnya yang tak pernah surut. Meskipun sering berpindah tempat, dia tetap tidak gentar untuk terus berjualan. "Saya tetap berusaha terus, karena di sini saya bisa bertahan, meskipun banyak tantangan," katanya.

Sumber Foto: Pribadi 
Sumber Foto: Pribadi 

Berjualan di kawasan sepadat dan seramai Malioboro memang bukan tanpa hambatan. Ketika saya bertanya tentang tantangan terberat yang dihadapinya, Ibu Syifa menjawab, "Kalo rintangan terbesar jualan di Malioboro itu ya, kejar-kejaran sama Satpol PP." Meski terdengar ringan, saya tahu bahwa di balik kata-kata itu tersimpan perjuangan yang tidak mudah. Setiap hari, ada ketidakpastian mengenai apakah ia akan diminta untuk menutup dagangannya. Namun, Ibu Syifa tidak pernah mundur. Baginya, perjuangan itu adalah bagian dari usahanya untuk bertahan demi kehidupan yang lebih baik.

Rintangan yang dihadapi Ibu Syifa merupakan gambaran nyata dari perjuangan pedagang kaki lima di Yogyakarta. Dalam upaya Pemkot untuk menata kawasan Malioboro, banyak pedagang yang harus menghadapi penertiban dari Satpol PP. Namun, Ibu Syifa tetap berdiri teguh dengan keyakinannya. Ia mengatakan, "Meskipun sering ditertibkan, saya tetap semangat. Saya ingin tetap ada di sini, mencari rezeki untuk keluarga," dengan keyakinan penuh. Bahkan saat harus menghadapi ketidakpastian setiap harinya, semangatnya tak pernah padam. Bagi Ibu Syifa, berjualan adalah cara untuk bertahan hidup dan memberi yang terbaik untuk anak-anaknya.

Saat saya bertanya apakah ia pernah merasa ingin menyerah, Ibu Syifa menjawab tanpa ragu, "Ya saya semangat jualan ya karena anak saya masih butuh sekolah, Mbak." Kalimat itu sangat menyentuh hati saya. Bagi Ibu Syifa, berjualan bukan hanya tentang mencari uang, tetapi juga memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya. "Saya ingin anak-anak saya bisa sekolah dan meraih masa depan yang lebih baik," katanya penuh harap. Semangatnya inilah yang membuatnya terus berjuang di jalanan Malioboro, berjualan di bawah terik matahari, melayani pembeli dengan senyum yang tak pernah luntur.

Tak hanya semangat untuk bertahan, Ibu Syifa juga ingin memberikan pesan kepada generasi muda. "Pesan buat anak muda sekarang ya, tetap semangat, apapun tantangan yang akan datang, harus semangat berjuang dan pantang menyerah," ujarnya dengan penuh keyakinan. Dari kata-kata ini, saya merasakan semangat juang Ibu Syifa yang tak kenal lelah menghadapi segala rintangan. Baginya, hidup penuh tantangan, tetapi jika kita berjuang dengan tekad, semua halangan bisa diatasi.

Sumber Foto: Pribadi 
Sumber Foto: Pribadi 

Melihat perjuangan Ibu Syifa, saya belajar bahwa bukan masalah besar atau kecilnya tantangan yang kita hadapi, melainkan seberapa besar usaha dan tekad kita untuk menghadapinya. Ibu Syifa mengajarkan bahwa setiap langkah yang dilakukan dengan hati tulus akan menghasilkan harapan dan usaha yang terbaik untuk orang yang kita cintai. Meski ia berjualan di jalanan, semangatnya jauh lebih besar daripada kesulitan yang ada. Saya melihat betapa tulus niatnya untuk memberi yang terbaik bagi keluarga, dan hal ini memberi inspirasi bagi siapa saja yang melihat perjuangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun