Mohon tunggu...
anggun agustina
anggun agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani Fakultas Illmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Pemerintahan

Saya Mahasiswa aktif semester 6 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Jenderal Achmad Yani. Memiliki minat besar dalam menulis artikel yang membahas isu-isu pemerintahan, kebijakan publik, dan dinamika sosial politik. Aktif di berbagai media sosial seperti Instagram dan TikTok sebagai ruang berbagi informasi, edukasi, dan opini. Percaya bahwa tulisan adalah jembatan perubahan dan sarana menyuarakan perspektif generasi muda. Semoga bisa menebar makna dan membuka diskusi sehat lewat Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia 2025 : Menuju Negara Keluarga?

5 Agustus 2025   18:50 Diperbarui: 5 Agustus 2025   18:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah semua itu salah? Tidak selalu, tapi ketika tren ini terjadi secara sistematis dan masif, maka wajar bila rakyat mulai curiga : apakah yang tidak punya marga dan koneksi masih punya ruang ?

Negara Keluarga : Apa Risikonya?

Jika arah ini terus dibiarkan, indonesia akan menuju model kekuasaan yang ditentukan oleh hubungan kekerabata, bukan konstitusi. Risikonya :

- Kebijakan Publik bisa bias kepentingan keluarga

- Pengawasan melemah, karena tak ada yang berani menentang "kelompok sendiri"

- Inovasi mati, karena orang baru tak pernah diberi kesempatan

- Rakyat makin apatis, karena merasa hanya jadi pelengkap legitimasi lima tahunan

Masihkah Rakyat Pemilik  Negara Ini ??

indonesia lahir dari semangat perjuangan kolektif. Bukan dari garis daerah, tapi dari cita-cita. Hari ini, cita-cita itu sedang diuji. Kita harus bertanya dengan jujur: "masihkah rakyat punya kendali atas negara ini? atau semua sudah disiapkan, diwariskan, dan disegel dalam lingkaran keluarga?

Demokrasi bukan soal siapa bapaknya, tapi apa yang sudah diperjuangkan. Dan jika kita ingin negara ini tetap milik semua, maka saatnya berani bicara, sebelum semua dikendalikan oleh sedikit orang dan keturunan mereka

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun