Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyoroti Gaya Hidup Generasi Milenial

18 Februari 2024   10:51 Diperbarui: 18 Februari 2024   10:55 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Nyatanya, gaya hidup lebih dibutuhkan dibandingkan memastikan, apakah perut bisa makan atau tidak esok hari. Gaya hidup generasi milenial saat ini, tentunya cukup menguras dompet, apabila sudah tidak terkendali. Dibandingkan dengan menyisihkan uang untuk beberapa minggu ke depan, jika dilihat beberapa dari mereka lebih memilih melanjutkan perjalanan liburannya, makan mewahnya, outfit nyentriknya, untuk memenuhi ekspektasi dirinya, sosial media dan teman-teman seumurannya. 

Hal ini tentu memiliki dampak yang diperparah dengan kondisi ekonomi dan finansial generasi milenial yang kehidupannya jauh dari kata berlimpahnya material keluarganya. Tentu ini akan memberikan tekanan yang memprihatinkan terhadap orang tua mereka untuk memenuhi keinginan gaya hidup mewah anaknya. Apabila memang anaknya belum bekerja, tentu kondisi ini sangat membuat orang tua kesusahan hingga memilih untuk melakukan pinjaman ke sana ke mari hanya untuk memenuhi keinginan gaya hidup anaknya.

Penampilan menarik tentu menjadikan generasi milenial lebih percaya diri menjalani kehidupannya. Namun, apabila gaya hidup dipaksakan hingga menjadi tuntutan seseorang untuk membebani orang tua, apakah generasi milenial ini tidak sedang menzhalimi orang tuanya? Tentunya, orang tua memang selalu memperjuangkan dan mengusahakan apapun untuk anak-anaknya akan tetapi sebagai anak, seharusnya kita harus lebih aware dengan kondisi dan situasi yang dialami keluarga sendiri sebagai anak, setidaknya tidak membuat orang tua kesusahan akibat gaya hidup kita.

Tidak masalah untuk memiliki penampilan yang menarik akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa tidak selalu dengan barang mewah kamu terlihat menarik. Ada banyak produk-produk lokal tentunya yang punya kualitas dan harganya masih bisa terjangkau untuk kondisi keuangan kamu yang sedang dalam proses mencapai stabilitasnya. Jangan sampai pemikiran bahwa dengan gaya hidup yang hedonisme sebagai generasi milenial kamu beranggapan bahwa gaya hidup itu akan menjamin bahwa kamu akan selalu bahagia.

Memang setiap orang memiliki caranya sendiri untuk bahagia, barangkali dengan cara memiliki hobi berbelanja, pergi liburan, beli mobil keluaran terbaru, itu adalah salah satu cara untuk membahagiakan diri sendiri, akan tetapi itu hanya bisa dilakukan apabila setidaknya keinginan itu tidak membebani orang tua sendiri. Apabila ingin memiliki dan mempertahankan gaya hidup tersebut, tentu harus dengan kemampuan sendiri tanpa membebani orang tua bahkan orang lain. 

Tidak selalu bawa gaya hidup hedonisme ini dipandang dengan konotasi negatif akan tetapi gaya hidup hedonisme generasi milenial akan menjadi sangat parah apabila setiap dari anak-anak muda tidak memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawabnya terhadap keuangan. Maka, sangat diperlukan kemampuan untuk mengelola dan mengendalikan nafsu dalam menggunakan uang dan bertanggungjawab atas kehidupannya di masa yang akan datang.

Meromantisasikan hidup dengan kebiasaan untuk memiliki gaya hidup yang hedonisme barangkali tidaklah hanya sebuah khayalan apabila memang kondisi dan situasinya tidak memungkinkan untuk saat ini kamu memiliki gaya hidup yang hedonisme. Setidaknya sekali dalam seumur hidup untuk memiliki barang-barang mewah yang memang sangat-sangat dibutuhkan walaupun mahal namun memiliki mutu dan kualitas yang baik, tidak masalah untuk membelinya.

Satu-satunya cara untuk mencapai itu semua, tentu dengan terus belajar memampukan diri untuk mengerti bagaimana menghasilkan uang sehingga ketika ingin membeli atau memiliki hobi yang membutuhkan uang yang cukup banyak, kamu tidak membebankan orangtuamu sendiri. Oleh karena itu, kendalinya tetap pada diri kita masing-masing bahwa bila kondisinya tidak memungkinkan maka janganlah membebani orang tua sendiri. Tentunya, pengaruh itu datangnya dari mana saja, baik dari apa yang kita tonton, lingkungan sekitar kita dan banyak hal lain yang akan mempengaruhi kita apabila standar bahagia kita beralih kepada orang-orang yang gaya hidupnya bermewah-mewahan. 

Sadari dan kendalikan diri di setiap kondisi dan situasi. Bila memang masih berproses maka berproseslah terus sampai pelan-pelan keuangan kamu mencapai stabilitasnya. Jika memang saat ini kamu tidak bekerja maka setidaknya janganlah membebani orang tua sendiri dengan banyak permintaan yang sebenarnya tidak terlalu penting yakni hanya ikut-ikutan trend yang sedang beredar. Oleh karena itulah, penting adanya untuk memiliki pemikiran, standar dan planning akan keuangan sehingga bisa memanajemen uang hingga gaya hidup, sesuai kapasitas yang lebih minimalis sebagai tujuan untuk mencapai kehidupan dengan stabilitas yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun