Mohon tunggu...
Anggi Nirvana
Anggi Nirvana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pertanian dan Bisnis UKSW

Memiliki hobi bermusik, disambi dengan bertani juga bisa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lahan Sawah dalam Konsep Pertanian Berkelanjutan (People, Profit, dan Planet)

13 Februari 2024   18:47 Diperbarui: 13 Februari 2024   18:49 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Konsep pertanian berkelanjutan menjadi langkah yang sangat penting bagi Indonesia pada masa krisis global saat ini, dimana terjadi perubahan iklim secara drastis, degradasi lahan, kesenjangan ekonomi, dan ketidakstabilan ketersedian pangan akibat masifnya fungsi alih lahan. Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan saat ini tanpa merugikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Lahan sawah memiliki peranan penting dalam konsep pertanian berkelanjutan karena merupakan sumber daya alam yang vital bagi ketahanan pangan dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang terus bertambah. Lahan sawah yang mampu memenuhi konsep pertanian berkelanjutan adalah sawah yang berada pada lokasi strategis dan dapat diakses atau dijangkau oleh masyarakat (community based/people), memiliki sumber asupan air yang cukup, memiliki kondisi tanah yang subur (planet), mampu ditanami padi dengan varietas yang unggul (profit), dan memiliki sumber daya yang mumpuni untuk mengolah sawah tersebut (people).

Beberapa lahan sawah di Indonesia sudah memenuhi konsep pertanian berkelanjutan. Salah satunya adalah lahan sawah yang berada di Desa Ampukung Lebak, lahan sawah di desa tersebut memenuhi konsep pertanian berkelanjutan, dimana memiliki lahan yang luas (14 ha), pengaturan air melalui pembuatan pintu-pintu air yang berkontribusi besar dalam peningkatan hasil pertanian (profit), banyaknya tumbuhan rawa di sekitar lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pakan ternak, dan pestisida alami (planet). Tidak hanya itu, lahan sawah ini memiliki aspek people, profit dan planet lainnya, dimana masyarakat di sekitar lahan sawah memanfaatkan eceng gondok sebagai pupuk alami untuk padi mereka. Kondisi lahan sawah yang optimal membuat model integrasi padi-itik berpotensi besar untuk diterapkan oleh masyarakat, kondisi ini dapat memberikan penghasilan ganda pada petani, membantu memanfaatkan sisa panen padi dan mengendalikan hama keong mas.

Desa Sukadamai, Bogor, memiliki potensi pertanian yang sama dengan Desa Ampukung. Lahan sawah di daerah ini memenuhi aspek pertanian berkelanjutan, yaitu people, profit, dan planet. Keuntungan dari lokasi ini adalah dekat dengan aliran sungai dan irigasi, curah hujan yang sedang-tinggi, serta jalur akses transportasi yang sangat baik. Pada kawasan disekitar sawah, masyarakat menanam komoditas lain seperti pisang, jagung, ubi jalar, singkong, dan talas. Tidak hanya itu, lahan sawah lainnya yang berada di Desa Dukuh, Sukoharjo menunjukkan kondisi yang baik pula. Lahan memiliki sistem irigasi yang baik, para petani di Desa Dukuh tersebut membentuk kelompok tani yang aktif mengembangkan komoditas pertanian dengan cara bersama-sama mengusahakan metode atau budidaya yang dapat meningkatkan kualitas panen, membuat pupuk organik dan mengusulkan serta membagian bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah secara adil. Itulah beberapa kondisi lahan sawah yang memenuhi konsep pertanian berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun