Mohon tunggu...
Anggi Kristina Agustin
Anggi Kristina Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi(24107030147)

tulisan untuk menuangkan pemikiran dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Libur Lebaran, Saatnya Meramaikan Jalur Pendakian. Apakah Sudah Bukan Momen Bermaaf-maafan?

8 April 2025   15:15 Diperbarui: 8 April 2025   15:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Basecamp Pendakian Gunung Sindoro Via Alang-Alang Sewu (Sumber: Ig @pajero.sindoro)

Libur Lebaran selalu identik dengan tradisi mudik dan momen bermaaf-maafan antar keluarga. Berbagai rumah tampak dihiasi dengan hidangan khas Lebaran, dan suasana penuh kebahagiaan mengalir di setiap sudut rumah. Bagi sebagian besar orang, ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul bersama orang-orang tercinta, merayakan kemenangan setelah menjalani puasa Ramadan, serta mempererat tali silaturahmi.

Namun, belakangan ini, sebuah fenomena baru mulai muncul di kalangan para pecinta alam dan pendaki gunung: Libur Lebaran bukan hanya tentang berkumpul dan bermaaf-maafan, tetapi juga menjadi waktu yang ideal untuk meramaikan jalur pendakian gunung. Libur Lebaran, yang biasanya dipenuhi dengan perjalanan keluarga, kini juga dipenuhi dengan petualangan di alam bebas. Lantas, apakah tradisi bermaaf-maafan di Hari Raya sudah bukan lagi momen utama bagi sebagian orang? Ataukah memang ini menjadi cara baru untuk merayakan Lebaran?

Di masa lalu, libur Lebaran adalah momen yang diisi dengan perjalanan pulang kampung untuk bertemu keluarga besar, diikuti dengan ritual saling bermaaf-maafan dan makan bersama. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren pendakian gunung saat libur Lebaran semakin populer, terutama di kalangan anak muda dan pecinta alam. Banyak yang memilih untuk melewatkan waktu liburan dengan menikmati keindahan alam dan merasakan ketenangan di puncak gunung, daripada terjebak dalam kemacetan di jalan raya.

Beberapa jalur pendakian gunung seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, dan lainnya kini menjadi ramai dipenuhi oleh pendaki yang ingin merayakan Lebaran dengan cara yang berbeda. Tak hanya para pendaki berpengalaman, banyak juga pendaki pemula yang memanfaatkan liburan Lebaran untuk mencoba menaklukkan puncak-puncak gunung. Mereka datang dengan harapan tidak hanya mendapatkan pengalaman petualangan, tetapi juga kesempatan untuk introspeksi diri di tengah keheningan alam.

Gunung Sindoro, yang terletak di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, adalah salah satu tujuan favorit bagi para pendaki di Indonesia. Dengan ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut, Gunung Sindoro menawarkan pemandangan alam yang luar biasa, dan jalur pendakiannya menantang sekaligus memukau. Salah satu jalur pendakian yang cukup populer adalah jalur Alang-alang Sewu, yang semakin ramai dikunjungi oleh para pendaki, khususnya selama libur Lebaran. Fenomena meningkatnya jumlah pendaki yang memilih jalur ini untuk merayakan liburan Lebaran menandakan sebuah perubahan pola liburan masyarakat, di mana tradisi bermaaf-maafan mulai bergeser seiring dengan meningkatnya kecintaan terhadap petualangan di alam terbuka.

Jalur Alang-alang Sewu dikenal sebagai salah satu jalur pendakian yang menantang di Gunung Sindoro. Berada di Dusun Anggrunggondok, Kabupaten Wonosobo, jalur ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki, baik pemula maupun yang berpengalaman. Jalur Alang-alang Sewu dikenal dengan panorama yang indah, terutama saat pendaki mencapai pos-pos tertentu yang menghadap ke kota Wonosobo atau bahkan puncak gunung.

Meskipun jalur ini menantang, dengan medan yang cukup terjal dan kadang licin, keindahan alam yang ditawarkan selama perjalanan pendakian adalah daya tarik utama bagi banyak orang. Pemandangan hamparan alam yang luas, hutan yang hijau, serta suasana pegunungan yang sejuk menjadikan jalur ini sebagai pilihan ideal untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kota dan menikmati libur Lebaran di alam bebas.

Pada libur lebaran tahun 2025, jalur pendakian Gunung Sindoro Via Alang-alang Sewu mulai dibuka pada tanggal 1 April 2025 yang mana merupakan hari kedua Idul Fitri 1446 H. Pada hari pertama dibuka, sejumlah kurang lebih 250 pendaki berdatangan untuk mendaki Gunung Sindor, hingga total keseluruhan jumlah pendaki selama libur lebaran mencapai kurang lebih 900 pendaki.

Fenomena ini dapat dipahami melalui beberapa faktor yang mendorong orang untuk memilih jalur pendakian sebagai alternatif liburan Lebaran. Salah satunya adalah keinginan untuk mendapatkan ketenangan setelah berbulan-bulan menjalani rutinitas yang padat. Libur Lebaran menawarkan kesempatan untuk melepaskan diri dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, dan apa yang lebih menenangkan daripada berada di puncak gunung, jauh dari keramaian kota dan teknologi?

Selain itu, banyak orang merasa bahwa pengalaman bermaaf-maafan dengan keluarga sudah menjadi rutinitas yang dijalani setiap tahun. Tradisi ini memang penting, namun bagi sebagian orang, Libur Lebaran kini menjadi momen untuk mengeksplorasi hal baru, berpetualang, dan mencapai tujuan pribadi. Mendaki gunung bisa menjadi bentuk pencapaian pribadi yang memberikan kepuasan tersendiri. Pendakian menawarkan lebih dari sekadar perjalanan fisik, melainkan juga mental, di mana pendaki harus mengatasi tantangan dan batasan diri.

Lalu, apakah dengan meningkatnya minat untuk mendaki gunung saat Libur Lebaran, tradisi bermaaf-maafan menjadi terlupakan? Apakah momen berharga untuk bersilaturahmi dan menyelesaikan perselisihan keluarga kini bukan lagi yang utama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun