OPINI
Kita sering mendengar orang tua mengeluh nilai sekolah anak turun lalu menyalahkan game. Apakah sekedar menyalahkan itu salah?
Enggak juga sih, tetapi sebenarnya game (online) tidak sekedar membuat nilai sekolah turun.
Game (online) memiliki sifat addict/kecanduan. Ini yang membuat anak menjadi tidak fokus pada pelajaran, dan lebih tertarik untuk memainkannya, tinimbang belajar.
Itu satu, efek yang lain, anak menjadi tidak memiliki rasa empati pada lingkungan sekitar, cenderung cuek dan bisa berakibat gagap sosial.
Anak tidak memiliki kemampuan lain yg bisa diasah, misalnya kemampuan melukis, olah raga, dan yg lainnya, karena ortu tidak peduli. Ortu lebih suka membelikan HP bagus, dibandingkan seperangkat alat lukis misalnya. Agar dia bisa kekinian seperti temennya yg lain.
Kemudian, anak juga kurang bisa membawa diri dalam pergaulan, karena menghabiskan waktu untuk main game dan tidak melakukan komunikasi secara sehat dengan lingkungan sekitarnya, dan menutup diri.
Sayangnya banyak orang tua yang melakukan pembiaran, dengan alasan agar anak tidak rewel. Anaknya seharian main game malah seneng, kalau pun kawatir, tidak memiliki solusi untuk mencegahnya, yang terjadi pwmbiaran itu pun dilakukan berulang-ulang.
Efek negatif lainnya, anak tidak tahu tempat. Di kamar main game, di depan tv main game, di meja makan main game, di mobil main game, di restoran main game, mirisnya di sekolah pun main game.
Resiko lainnya, dunia maya, termasuk dunia game itu, anak2 punya resiko melihat hal yang belum pantas untuknya, seperti orang berhubungan suami istri, wanita telanjang, dalam bentuk iklan maupun sampah (chache).
Ngeri kan.