Suaraindonesia.co.id, pantai watu ulo merupakan salah satu objek wisata alam berupa pantai yang berada di bagian pesisir selatan provinsi jawa timur. Pantai ini banyak dikenal di kalangan masyarakat karena pemandangan alamnya yang memukau, selain itu juga pantai ini dikenal dari adanya legenda atau sejarah turun temurun  yang tersebar di kalangan masyarakat sekitar.Â
watu ulo sendiri merupakan nama yang diambil dari bahasa jawa yang jika diartikan secara bahasa adalah "batu ular". dibalik nama yang cukup unik dan menarik tersebut, pantai ini juga menawarkan pemandangan yang tidak boleh dilewatkan terutama oleh para wisatawan yang sedang berada di kawasan sekitar pantai ini.
menurut laman KOMPAS.COM, Pantai watu ulo berlokasi di Sumberrejo, ambulu, kabupaten jember, Â jawa timur. lokasi pantai watu ulo ini juga bertepatan dengan beberapa wisata alam yakni pantai papuma dan juga payangan. ketiga wisata pantai ini berlokasi cukup berdekatan di wilayah jember.
Pantai watu ulo ini memiliki keunikan yang dapat berpotensi untuk menarik minat dari para wisatawan, yakni dengan adanya batu yang berukuran besar serta panjang yang dimana batu tersebut berbentuk menyerupai seekor ular raksasa. batu panjang tersebutlah yang menjadi  asal muasal dari penamaan pantai ini menjadi watu yang berarti batu dan ulo yang berarti ular.
LEGENDA DIBALIK WISATA WATU ULO
Berdasarkan penjelasan yang terdapat di awal artikel, pantai watu ulo ini memiliki legenda yang cukup menarik untuk diketahui. legenda inilah yang juga menjadi cikal bakal pantai ini diberikan nama watu ulo.
Batu yang berukuran besar dan panjang yang berada di pantai ini menurut para masyarakat setempat merupakan bagian tubuh dari seekor ular naga jahat yang diberi nama nogo rojo atau jika diartikan namanya bermakna raja ular. ular besar ini berdasarkan legenda nya dikenal sebagai seekor ular yang rakus yang biasa memakan hewan laut, bahkan juga memangsa penduduk setempat.
asal muasal dari munculnya legenda watu ulo ini yakni berawal dari adanya cerita mengenai sepasang suami istri yang tidak dikaruniai anak, hingga pada suatu saat sepasang pasutri ini bertemu dengan seorang anak yang berasal dari banyuwangi yang bernama joko mursodo yang kemudian dirawatnya.
seiring berjalannya waktu joko mursodo tumbuh dewasa, hingga pada akhir legenda, joko mursodo berhasil untuk mengalahkan ular raksasa nogo rojo. tubuh dari ular raksasa tersebut dipotong menjadi tiga bagian oleh joko mursodo dan terpisah ke tiga wilayah yang berbeda. pada bagian kepala terlempar ke arah/wilayah pantai grajagan di banyuwangi, bagian tubuhnya terdapat di pantai watu ulo, dan bagian terakhirnya yakni bagian ekornya terdapat di pacitan.
