Mohon tunggu...
Angga Putra Mahardika
Angga Putra Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa KPI UIN SSC

Saya adalah seorang penulis yang hanya ingin healing dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Kapitalisme

16 September 2025   13:28 Diperbarui: 16 September 2025   13:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Apakah mereka masih bisa bertahan hidup? Masih bisa, dengan menjadi buruh. Mereka bekerja di pabrik tempat barang-barang milik pengusaha itu diproduksi. Sedikit kilas masa lalu di abad 18-19: Para buruh sepatu, tidak bisa membeli sepatu yang mereka buat sendiri. Lalu bagaimana upah buruh hari ini?

Badan Pusat Statistik mengatakan rata-rata upah buruh dari Februari 2024 ke Februari 2025 tumbuh 1,78 persen dari Rp3,04 juta menjadi Rp3,09 juta. Menurut jenis kelaminnya, rata-rata upah buruh laki-laki sebesar Rp3,37 juta, sedangkan rata-rata upah buruh perempuan sebesar Rp2,61 juta. apakah gaji tersebut cukup untuk mengembangkan ekonomi keluarga?

Goodstasts.id melakukan penelitian dan berhasil menemukan kesimpulan pada Juli 2024 bahwa penghasilan Rp1--3 juta masih tergolong rendah dan sering tidak mencukupi untuk kebutuhan primer sehari-hari. Upah ini biasanya dialokasikan sepenuhnya untuk kebutuhan hidup, membuat tabungan atau investasi hampir tidak mungkin dilakukan tanpa tambahan sumber pendapatan. Anda sudah bisa mencerna masing-masing teks di atas, dan itu baru dampak tiga keyword konsep kapitalisme: pasar bebas, persaingan, dan upah buruh. Masih ada konsumerisme, ketimpangan ekonomi dan masalah inovasi serta efisiensi yang harus kita tahu dan siap menghadapinya.

Kesimpulan dari apa yang sudah ditulis adalah hal yang berawal dari sebuah tujuan baik, tidak selamanya berakhir baik. Etos kerja Protestan sangat mengandung unsur religius yang tinggi. sayangnya suatu paham (isme) memang harus dijaga setiap waktu supaya tidak berubah jalur. Kapitalisme hadir dari akumulasi modal orang beriman yang tidak direncanakan. Kapitalisme mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat memajukan suatu negara atau benua itu sendiri. Namun, kembali lagi, suatu yang berevolusi terlalu cepat, memang tidak baik. Apalagi tujuan utamanya hanya keuntungan, bukan kesejahteraan kemanusiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun