Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Bahayanya Jika Selalu Terpengaruh pada Tren!

19 Juli 2022   15:13 Diperbarui: 19 Juli 2022   15:17 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali ada perubahan dan perkembangan tren rasanya kita ingin sekali untuk terus mengikuti dan update setiap saat. Entah apa yang menjadi tren saat itu nampaknya membuat setiap masyarakat mencoba untuk mengikutinya tanpa ada habisnya, dan terkadang membuat uang yang dimilikinya sampai hampir habis karena tren. 

Misalkan saja ada smartphone keluaran terbaru dengan fitur yang semakin canggih dan bagus, maka kita rela merogoh isi kantung / ATM kita untuk membeli smartphone terbaru tersebut.

Jika tidak ganti rasanya ada yang hampa dan kurang, karena pasti kebanyakan orang sudah ada yang memakainya untuk kebutuhan sehari-hari. Tak kenal berapapun nominalnya yang penting kita harus sempatkan membeli smartphone tersebut, jika ditunda akan kehabisan stok karena di borong banyak orang. 

Saking kegirangannya kita mengikuti tren, kita lupa akan kebutuhan sehari-hari dan perbulan yang harus dibayarkan. Sehingga hal itu membuat uang kita cepat habis, bukannya malah berhemat untuk kebutuhan sehari-hari.

Bayangkan saja bila hal itu terjadi pada diri kita, semoga tidak ya. Mudah-mudahan kita bisa untuk tetap tidak berpengaruh pada tren yang sedang berkembang, selama barang yang kita punya masih layak pakai dan berfungsi dengan baik, nampaknya tidak menjadi masalah. 

Jangan karena hanya mengikuti tren kita rela menghabiskan uang kita sampai tidak tersisa sedikitpun. Disini saya akan coba membahas apa saja bahaya nya jika kita selalu mengikuti dan terpengaruh pada perkembangan tren.

Bahaya pertama, kita menjadi semakin tidak tenang dan pusing karena perkembangan tren. Seringkali kita melihat barang keluaran terbaru melalui iklan di TV, majalah, radio, Koran, dll yang membuat keinginan kita untuk memiliki barang tersebut. 

Kita tidak peduli berapapun harganya yang penting pada saat itu kita mempunyai cukup uang untuk membelinya. Entah produk apapun itu, yang jelas banyak sekali iklan-iklan yang membuat pikiran kita "ngiler" akan barang tersebut dan berpikir "wah gue harus punya nih! Jangan sampai ketinggalan pokoknya!". 

Bila hari-hari kita diwarnai dengan seperti itu yang ada kita malah terbawa beban dan menjadi pusing. Iya, pusing karena memikirkan harus selalu update dan harus punya barang yang sedang menjadi tren saat itu.

Kita tiada hentinya menatap layar handphone, televisi, laptop/PC, dan menjelajah ke internet untuk mencari barang-barang terbaru yang sedang booming. Namun beda cerita kalau yang menjadi tren itu adalah hanya untuk hiburan tersendiri. 

Seperti contohnya tahun lalu ada tren efek foto menjadi orang tua (wajah tua), dan nampaknya itu lucu dan kita tidak ada salahnya untuk mencoba mengunduh aplikasinya melalui smartphone yang kita punya. 

Lalu dari hasil efek muka tua tersebut, postinglah di sosmed. Jika seperti ini sepertinya tidak masalah karena tidak melibatkan uang untuk mengikuti tren nya, melainkan hanya untuk lucu-lucuan dan hiburan semata saja. 

Selanjutnya bahaya yang kedua adalah mengenai tabungan yang kita miliki. Ini pasti sudah jelas ya, karena dengan membeli barang yang hanya mengikuti tren pasti membuat kita sedikit boros terhadap uang tabungan yang kita punya. Lebih baik bila masih layak pakai dan berfungsi normal tidak perlu dulu. 

Ditahan dulu saja, sampai ada waktu yang tepat jika kita memang ingin membelinya. Umpamanya, bulan ini ada tas dan sepatu series terbaru dan itu ada beberapa yang baru, kita pikir harus mempunyai seluruhnya. Akhirnya terbeli lah barangnya. 

Kemudian, 2 bulan mendatang ada jaket dan celana jeans merek terbaru yang katanya limited edition. Dan siapa cepat dia dapat, jangan sampai kehabisan.

Akhirnya kita beli lah jaket dan celana jeans terbaru itu. Lalu adalagi, 3 bulan kemudian launching motor series terbaru yang katanya performa nya lebih mantap dibandingkan versi sebelumnya, padahal motor yang kita punya saat ini masih layak sekali pakai dan berfungsi normal. 

Bagaimana? Yang namanya tren pasti tak ada habisnya, jika terus membelanjakan uang kita hanya demi tren, nasib tabungan kita pasti jadi ludes dan hangus. Maka itu cobalah untuk mengurangi perkembangan dan pengaruh tren, mengikuti boleh saja dan tidak dilarang. 

Sekali dua kali saja cukup, tidak perlu sampai terus menerus agar kondisi tabungan kita tetap terjaga.

Dan yang terakhir, bahaya nya adalah dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Jelas saja ini juga bisa dikategorikan. Misalkan saja, ada tren menjadi superman atau manusia yang kuat tahan banting. Dan kita dengan rela mencoba untuk menjadi manusia kuat alias superman dengan cara menghentikan pengendara truk yang sedang melaju kencang. 

Ketika kita berada di depannya dan mencoba menghentikannya, tidak diduga kita justru malah tertabrak dan membuat kita jatuh terpental. 

Hingga akhirnya dari kejadian itu bisa saja menewaskan kita. Hal dari tren semacam ini sangat merugikan diri sendiri bahkan sampai mengancam nyawa, tentu kasihan keluarganya ditinggal seseorang yang dicintainya. Orang tersebut wafat hanya karena mengikuti tren, sungguh menyedihkan bukan? 

Mengikuti tren bukannya menjadi trending di sosmed, tapi malah mengancam nyawa hingga akhirnya sampai meninggal.

Dari semua hal ini yang dapat di simpulkan adalah bahwa dengan mengikuti tren akan membuat kita merasa nyaman dan terasa update terus menerus. Namun jangan jadikan tren sebagai sesuatu yang harus dilakukan terus menerus hingga akhirnya merugikan diri sendiri maupun orang lain. 

Ikutilah tren yang positif, yang memiliki banyak faedah untuk semua orang. Jangan mengikuti tren yang akan berdampak pada kondisi keuangan dan diri kita pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun