Sumber gambar: https://re-markasia.com/sustainability-17a-34-pasona-yang-mempesona-dan-green-district/
Pertanian dalam pengertian yang luas yaitu kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut (Van Aarsten,1953). Pengertian pertanian dalam arti sempit yaitu segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum.(Sumantri, 1980).
Indonesia merupakan salah satu negara agraria yang sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian sebagai petani. Penduduk Indonesia pada umumnya mengkonsumsi hasil pertanian untuk makanan pokok mereka. Pertanian di Indonesia perlu ditingkatkan produksinya semaksimal mungkin menuju swasembada pangan, tetapi tantangan untuk mencapai hal tersebut sangat besar, karena luas wilayah pertanian yang semakin lama semakin mnyempit, penyimpangan iklim, pengembangan komoditas lain, teknologi yang  belum modern, dan masalah hama. Hasil produksi tanaman padi di Indonesia belum bisa memenuhi target kebutuhan masyarakat, karena beberapa daerah di Indonesia  masih mengalami kelaparan. (Agriculture Sector Review Indonesia, 2003).
                                 Â
Kondisi Kekinian
Metropolitan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu (meter) yang berarti ibu dan (polis) yang berarti kota (Wackerman, 2000). Â Di kota metropolitan banyak bangunan yang menjulang tinggi dan menelan lahan pertanian, sedangkan bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia dan Badan Pengawas statistik (BPS, 2002) menyatakan "Bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,35 dari total pendapatan domestik bruto". Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai masa sekarang tidak bisa dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menegaskan bahwa ancaman krisis pangan di dunia, terutama di Indonesia tidak main-main. Airlangga menjelaskan US Departement of Agriculture (USDA) International Grains Council (IGC) memproyeksikan bahwasannya produksi padi global pada tahun 2019-2020 menurun 0,4% sampai 0,5% dibandingkan dengan produksi pada 2018-2019. Sementara negara pengekspor beras ke Indonesia, seperti Thailand dan Vietnam, diakui Airlangga juga akan memasuki musim kering sehingga kedua negara tersebut membatasi jumlah ekspor beras ke negara lain.Â
Dalam situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kebutuhan pangan rakyat Indonesia harus terpenuhi. Oleh karena itu, apabila Indonesia hanya mengandalkan impor dari luar negeri, cukup sulit untuk dilakukan, karena negara yang biasa mengekspor beras ke Indonesia sedang menghadapi masa kering. Dalam hal ini, Indonesia di pandang perlu memperbanyak produksi bahan pangan terutama produksi beras. Kota metropolitan adalah hal sangat disorot, karena pada daerah perkotaan lahan pertanian semakin menyempit.
Â
Solusi dari Pemerintah yang Dilakukan