Mohon tunggu...
Angel Naza
Angel Naza Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hai, perkenalkan saya Angelina Nazalina

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mudha Wirama, Salah Satu Potensi Kebudayaan yang Berasal dari Dusun Kleben VII

5 Desember 2023   23:15 Diperbarui: 5 Desember 2023   23:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidorejosid.slemankab.go.id

Kalurahan Sidorejo, merupakan salah satu Kalurahan yang berada di Kapanewon Godean, Sleman. Kalurahan memiliki 13 dusun yang terdiri dari Dusun Bantut, Dongkelan, Ganjuran, Jering VI, Jering VIII, Kemirisewu, Kleben, Kliwonan, Kwagon, Pare II, Pare III, Pare IV, dan Sangonan. Masing-masing dusun di Kalurahan Sidorejo memiliki potensi masing-masing. Pada dusun Kwagon dan Jering VI memiliki potensi usaha pembuat batu bata dan genteng dari tanah liat. Kliwonan dan Jering VIII memiliki anak-anak yang berbakat dalam bidang olahraga terutama bola voli. Sedangkan pada dusun Kleben VII, memiliki potensi budaya berupa kesenian Jathilan Mudha Wirama. 

Kesenian Jathilan merupakan warisan budaya turun temurun dari nenek moyang yang harus terus dilestarikan supaya tidak hilang tergerus oleh zaman yang semakin maju dan canggih ini. Kesenian Jathilan identik dengan kuda kepang atau anyaman dari bambu yang disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat menyerupai sebuah kuda. Kesenian Jathilan diiringi dengan tabuhan gamelan jawa yang dimainkan dengan alunan nada yang serasi dengan gerakan penari.

Dokpri
Dokpri
Jathilan Mudha Wirama merupakan salah satu contoh paguyuban kesenian Jathilan yang berada di daeran Kabupaten Sleman. Jathilan Mudha Wirama beralamatkan di Dusun Kleben VII, Sidorejo, Godean, Sleman yang didirikan pada tahun 2006. Jathilan Mudha Wirama menyuguhkan 3 babak yangg dapat menghibur para penonton. Babak pertama diisi dengan Putra Junior Mudha Wirama yang beranggotakan 8 orang, dilanjutkan babak kedua yaitu babak Putra Mudha Wirama yang juga beranggotakan 8 orang pemain, dan babak terakhir yaitu babak ketiga dengan tarian babak klasik Mudha Wirama.

Dokpri
Dokpri

Selain pemain Jathilan Mudha Wirama yang masih tergolong relatif muda, para pengrawit atau penabuh gamelan juga masih relatif muda dan memiliki semangat yang membara untuk mengiringi selama jalannya pentas jathilan ini. Dengan ciri khas memakai kaos berwarna putih dan topi koboi putih, para pengrawit atau penabuh gamelan Mudha Wirama siap membawakan alunan musik dan lagu yang bersemangat. Pengrawit Jathilan Mudha Wirama berjumlah 8 orang dengan tugasnya masing-masing. Mulai dari kendang dengan 2 orang, saron dengan 3 orang, drum 1 orang, bendhe 1 orang, dan yang terakhir adalah gong berjumlah 1 orang.

Dokpri
Dokpri
Sesaji atau sesajen merupakan salah satu syarat yang penting dalam setiap pementasan kesenian jathilan. Sesaji dalam kesenian Jathilan diartikan sebagai kita meminta agar selama proses pementasan Jathilan diberikan keselamatan dan kelancaran kepada Tuhan yang Maha Esa. Sesaji biasanya berisi tumpeng yang diberi tusukan cabai dengan bawang merah, dan biasanya berbentuk menyerupai bangun ruang kerucut. Sajen juga dilengkapi dengan ingkung ayam, kembang mawar, kemenyan, dupa, semangka beserta buah-buahan pasar lainnya, srendel, inangan, uang.

Dokpri
Dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun