Suasana sore di Masjid Jami’atul Muslimin terasa berbeda pada Kamis, 10 Juli 2025. Sekitar 30 hingga 40 anak-anak usia sekolah dasar hingga menengah pertama tampak duduk rapi, menghadap ke arah papan tulis kecil yang disandarkan di depan. Di hadapan mereka berdiri empat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas 6 (KKN BBK 6) yang tergabung dalam program kerja pendidikan bertajuk Bestari Berluhur Berbudaya (B3).
Kegiatan ini merupakan bagian dari bidang garap pendidikan yang diinisiasi kelompok KKN BBK 6 Universitas Airlangga di Desa Kedungpengaron, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, dengan kepala desa Bapak M. Sunhaji, S.H. dan dibimbing oleh Bapak Abdul Khairul Rizki Purba, dr., M.Sc., Sp.FK., Ph.D. Melalui program Bestari Berluhur Berbudaya, para mahasiswa berupaya memperkuat kemampuan membaca Al-Qur’an anak-anak desa sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur keagamaan dan budi pekerti.
“Kami inginnya ya menciptakan suasana belajar yang tidak kaku, supaya anak-anak itu bisa menikmati proses mengaji dengan tenang dan percaya diri,” ujar Firman, mahasiswa Fakultas Hukum, penanggung jawab kegiatan.
Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya sekadar mengajarkan teknis membaca huruf hijaiyah. Melalui pendekatan analogis dan kontekstual, mahasiswa membimbing anak-anak untuk memahami makna bacaan dan pentingnya tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai tajwid.
“Kami juga menyisipkan soal latihan menulis sesuai dengan ayat yang mereka baca,” tambah Mutiara, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang turut mengajar.
“Senang sekali bisa berbagi ilmu sama anak-anak di sini, mereka pinter-pinter”, ucap Zahira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang mengajar.
Meski kegiatan hanya berlangsung satu jam, antusiasme para peserta sangat tinggi. Anak-anak mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat, bahkan beberapa di antaranya rela datang lebih awal untuk sekadar mengulang pelajaran sebelumnya bersama teman.
Hasilnya, dalam satu sesi saja, banyak peserta yang mulai mampu membaca Iqro’ dengan pelafalan yang lebih tepat. Sementara mereka yang sudah cukup lancar membaca Iqro’ mulai dikenalkan dengan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, dilatih secara perlahan namun konsisten.
“Kami sangat bersyukur dengan kehadiran mahasiswa KKN, anak-anak lebih terbantu” ujar salah satu ustazah pengajar yang turut mendampingi sesi.
Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada upaya transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam memperkuat pondasi karakter generasi muda desa. Keberadaan mereka bukan untuk menggantikan peran guru TPQ, melainkan sebagai mitra yang ikut memperkaya metode pembelajaran.