Sektor transportasi masih menggunakan bahan bakar berbahan dasar minyak dan gas bumi yang tentu saja jumlahnya tidak dapat dipastikan dan semakin menipis mengingat bertambahnya usia bumi. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mulai beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil yang tidak terbarukan ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Tidak lain dan tidak bukan, energi ini adalah energi listrik. Energi listrik disebut-sebut lebih ramah lingkungan karena mengurangi adanya efek emisi gas rumah kaca dan meningkatkan keamanan energi. Terutama dalam sektor transportasi, kendaraan berbahan bakar listrik dapat mengurangi polusi udara yang dihasilkan dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.
Banyak produk kendaraan hadir mendukung energi ramah lingkungan di mana berbahan bakar berdasar energi listrik. Berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA) yang tertuang dalam Global EV Outlook 2019, perkembangan penggunaan kendaraan listrik yang kerap disebut EV (Electric Vehicle) ini secara global berkembang dengan pesat. Pada tahun 2018, armada mobil listrik melebihi 5,1 juta yaitu naik 2 juta dari tahun sebelumnya dan terjadi hampir dua kali lipat jumlah penjualan mobil listrik baru. China tetap menjadi pasar mobil listrik terbesar di dunia, diikuti oleh Eropa dan Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri pasokan kendaraan listrik turut menjadi perhatian. Berdasarkan data dari Institute for Essentials Services Reform yang tertuang dalam Indonesia Clean Energy Outlook 2019, persentase pencapaian penggunaan mobil listrik pada tahun 2020 adalah sebesar 0,15% yaitu 230 produksi dari target 150.000 unit. Sedangkan persentase pencapaian sepeda motor listrik sebesar 0,18% yaitu sebanyak 1.500 produksi dari target 800.000 unit. Dengan demikian, rendahnya persentase pencapaian jumlah kendaraan listrik di Indonesia ini menjadi topik permasalahan. Namun, jumlah penggunaan mobil listrik tersebut meningkat pada 2020, yaitu menjadi 230 unit. Hal tersebut menjadi kabar yang baik untuk Indonesia karena produk mengalami peningkatan pada tahun berikutnya yang berartikan bentuk antusiasme tinggi masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Penggunaan energi listrik sebagai sumber tenaga dalam sektor transportasi ini disangka efektif dalam implementasinya. Terutama pada segi lingkungan, kendaraan listrik menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada emisi langsung saat digunakan. Hal ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang berpengaruh pada perubahan iklim. Selain itu, dibidang inovasi dan pengembangan teknologi dapat membawa banyaknya penelitian dalam pengembangan teknologi baterai dan kendaraan listrik yang menjadikan opsi ini semakin menarik dari segi ramah lingkungan. Namun, efektivitas ini perlu didukung dengan pemenuhan fasilitas dan dukungan pemerintah Indonesia terhadap mobil listrik seperti pemenuhan kelengkapan dan peningkatan infrastruktur, membangun titik pengisian daya, dan berbagai bentuk dukungan lainnya yang akan mendorong percepatan konversi kendaraan berbasis listrik.
Referensi :
Agus, P. T., (2020). Indonesia Clean Energy Outlook. Institute for Essentials Services Reform.
Sidabutar, V. T. P. (2020). Kajian Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia: Prospek dan Hambatannya. Jurnal Paradigma Ekonomika, 15(1), 14.
Till Bunsen, Cazzola, P., D'Amore, L., Gorner, M., Scheffer, S., Schuitmaker, R., Signollet, H., Tattini, J., & Paoli, J.T.L. (2019). Global EV Outlook 2019 to Electric Mobility
Kontributor : Angelline Maharani Mahasiswi Prodi Teknik Elektro Universitas Airlangga
