Mohon tunggu...
Angelita Zefanya J
Angelita Zefanya J Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY'19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Basic Tips untuk Introvert: Berkenalan dengan Orang Baru

22 November 2020   16:02 Diperbarui: 22 November 2020   16:27 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang Introvert (sumber: introvertdear.com)

Kepribadian manusia dibagi menjadi 2, ada manusia yang memiliki kepribadian extrovert dan ada pula yang introvert. Kedua tipe kepribadian ini tentu sudah tak asing didengar, extrovert dikenal sebagai kepribadian yang terbuka. 

Menurut Jung (dalam Dominika & Virlia, 2018, h. 32) tipe kepribadian ekstrovert mempunyai karakteristik lebih ekspresif dalam menyampaikan setiap emosi yang dirasakannya. 

Sedangkan kepribadian introvert yang dijelaskan oleh Jung ada merupakan tipe kepribadian yang lebih menyukai  aktivitas yang tidak melibatkan orang-orang di sekitarnya dan memberikan perhatiannya lebih berpusat pada diri sendiri (Dominika & Virlia, 2018, h. 32). Dapat disimpulkan bahwa kepribadian Introvert cenderung lebih tertutup dan memang merupakan kebalikan dari kepribadian Ekstrovert.

Kepribadian introvert lebih menyukai aktivitas yang mengundang banyak orang, dengan sifat tertutup mereka, kemungkinan besar mereka pun tidak tertarik untuk melakukan sosialisasi dengan orang baru. Mereka tidak pandai dalam mengungkapkan ekspresi mereka, walaupun demikian tak bisa dipungkiri pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. 

Tak peduli sebagaimana tertutup seorang introvert, mereka tetap akan berkomunikasi dengan orang lain, tak terkecuali orang baru. Bersosialisasi dengan orang baru merupakan suatu tantangan baru bagi mereka. Mereka cenderung akan menjadi canggung, dan bahkan kaku. Untuk itu saya akan memberikan beberapa tips yang mungkin bisa membantu untuk para introvert fellows bisa diikuti agar mewujudkan cara berkomunikasi yang efektif dengan orang baru.

Saat kita melakukan transisi ke lingkungan baru, seperti misalnya awal masuk kuliah, tentu kita tidak mengenal banyak orang. Sebagai seorang introvert, ada kemungkinan besar mereka mengharapkan orang lain yang akan membuka topik pembicaraan, dan mereka akan menjawab seperlunya. Namun, alangkah lebih baik jika kita sendiri yang membuka topik pembicaraan terlebih dahulu. 

Ketika kamu membuat sebuah topik pembicaraan lawan bicara akan memberikan nilai plus untukmu, sebab kamu akan terlihat ramah. Bayangkan saja, ada sebuah kondisi di mana kamu bersebelahan dengan seseorang yang memiliki kepribadian introvert juga, kalian sangat malu hingga tidak berani untuk memulai pembicaraan. Maka, salah satu dari kalian harus melakukannya, apapun pilihannya.

Saat memulai topik pembicaraan, perlu diperhatikan kalimat yang baik untuk digunakan. Permasalahannya, apa yang harus dibicarakan?. Langkah pertama, seorang introvert tidak perlu langsung terburu-buru untuk menanyakan semuanya, Cukup dengan menanyakan identitas seseorang sebagai awal perkenalan adalah langkah pertama yang baik. Lawan bicara pun juga akan menanyakan identitasmu. 

Untuk menjaga pembicaraan kamu dapat secara aktif untuk memulai percakapan, walaupun demikian, tak harus setiap saat kamu berbicara terus menerus. Kamu dapat secara 'sengaja' mengomentari kejadian-kejadian yang sedang terjadi pada saat itu, kemungkinan besar lawan bicaramu juga akan membalas komentarmu. 

Biarkan topik pembicaraan mengalir seadanya, kamu tak perlu memaksakan untuk berbicara setiap saat. Hal terpenting, kamu dapat memastikan untuk berbicara hal yang dapat dianggap menarik perhatian lawan bicara. 

Namun tetap ingat, kamu tak perlu memaksakan dirimu juga. Ketika kamu belum siap untuk berbicara, hasilnya akan menjadi canggung. Timing berbicara sangat penting. Dengan demikian, hal-hal tersebut dalam menjalankan interaksi dengan orang baru, khususnya dalam menyampaikan pesan verbal.

Ilustrasi  melakukan kontak mata (sumber: kumparan.com)
Ilustrasi  melakukan kontak mata (sumber: kumparan.com)

Lalu bagaimana dengan dengan komunikasi non-verbal? Kita akan membahasnya satu per satu. Komunikasi non-verbal yang dilakukan pada saat berkomunikasi dengan orang baru perlu diperhatikan. 

Pertama, komunikasi non-verbal proxemics. Proxemics menyinggung tentang penggunaan ruang dalam suatu kebudayaan (John, dkk., 2014, h. 162). Ruang dalam berkomunikasi setiap orang berbeda-beda, seperti pada pasangan, teman, dan keluarga. Dalam berinteraksi dengan orang baru, tentua ruangnya berbeda apabila dibandingkan ketika berkomunikasi dengan teman dekat. 

Ruang berkomunikasi dengan kenalan baru perlu diperhatikan, kita tidak mungkin langsung mendekatkan tubuh kita pada tubuh lawan bicara saat sedang berinteraksi. Kita harus menjaga jarak yang tepat. Selanjutnya, oculesics. Oculesics merupakan semacam tatapan yang digunakan saat berbicara dengan lawan bicara (John, dkk., 2014, h. 162). Saat lawan bicara sedang berbicara, sangat penting untuk kita menatap matanya. 

Mungkin bagi seorang introvert ini merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, apalagi dapat menimbulkan rasa gugup. Tenang saja, durasi tatapan mata tidak perlu terlalu lama, sesekali kalian dapat memalingkan wajah dan kemudian menatap mereka kembali. J

ika kamu terlalu gugup untuk melihat mata lawan bicara, kamu dapat menatap ke arah dahinya saja. Hal terpenting dalam menggunakan pesan verbal adalah ekspresi, usahakan untuk tidak terlihat kaku atau bermuka datar. 

Ketika berbicara cobalah untuk tersenyum sedikit, dengan demikian ekspresi kalian tidak akan terlihat kaku. Pesan non-verbal dalam komunikasi dapat bekerja sejalan dengan pesan komunikasi verbal (John, dkk., 2014, h. 164). Anggukan kepala, kontak mata, intonasi, dan postur tubuh bekerja dalam cara yang hampir tidak kita sadari.

Sekiranya itu adalah hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh seorang introvert yang menghadapi situasi berkenalan dengan orang baru. Sedikit tips yang telah dipaparkan di atas merupakan pengalaman pribadi saya sendiri. Penulis sadar bahwa masih banyak hal yang kurang dan bisa ditambahkan oleh masing-masing individu. Sekiranya, tips-tips tersebut dapat membantu  orang yang memiliki kepribadian introvert dalam berkenalan dengan orang baru.

Referensi:
Baldwin, J., dkk. (2014). Intercultural Communication for Everyday Life. UK: John Wiley & Sons Ltd.

Dominika, Stefani Virlia (2018). Hubungan Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert dengan Penerimaan Sosial Pada Siswa. Jurnal Konselor, 7(1), 31-39.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun