Tulisan ini adalah tulisan yang pertama kali saya muat di media
sosial. Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya bersekolah di Sekolah
Kristen Calvin. Kiranya bermanfaat bagi pembaca.
Mungkin banyak orang tidak mengetahui sekolah ini dan
bertanya-tanya seperti apakah sekolah ini. Ada orang yang berpendapat sekolah
ini merupakan sekolah yang baik karena didirikan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong.
Selain itu, beberapa orang mengatakan sekolah ini sangat ketat akan aturan. Ada
juga yang berpendapat sekolah ini terlalu mementingkan karakter anak
dibandingkan kurikulumnya.
Saya cukup setuju dengan beberapa komentar orang tentang Sekolah
Kristen Calvin, salah satunya tentang aturan yang ketat. Menurut saya, aturan
tersebut baik adanya karena aturan mengarahkan kita ke arah yang lebih baik.
Misalnya saja aturan untuk tidak terlambat. Di sekolah ini, anak yang terlambat
3 kali akan dipulangkan. Hal ini baik karena melatih anak untuk selalu tepat
waktu. Jika aturan tersebut dilonggarkan, maka kita akan seenaknya melakukan
apa yang kita sukai.
Sekolah Kristen Calvin tidak sekadar apa yang dipikirkan
orang-orang. Menurut saya, sekolah ini berbeda dengan sekolah lainnya. Berbeda dalam
hal ini bukan mengenai fasilitas yang disediakan. Lalu apa perbedaannya?
Perbedaannya terdapat pada fondasi dan pola pikir yang dibentuk.
Seperti yang kita ketahui, Sekolah Kristen Calvin didirikan oleh
Pdt. Dr. Stephen Tong. Karena didirikan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, maka
sekolah ini menjalani prinsip yang sama dengan Gereja Reformed Injili Indonesia
(GRII), yaitu kembali kepada Alkitab.
Saya telah menjadi murid di sekolah ini kurang lebih selama 2
tahun. Selama 2 tahun yang saya lewati di sekolah ini, saya mendapatkan berkat
yang berlimpah akan Firman Tuhan. Setiap harinya, kami mendapatkan eksposisi
mengenai kitab yang sedang dibahas. Di sekolah ini setiap hari Rabu kami
mengikuti kebaktian. Selain itu juga terdapat KTB. Selain membahas mengenai pengajaran
Alkitab, dalam KTB itu kami juga dapat membagikan pengalaman dan pergumulan
kami.
Dalam pelajaran, kami tidak hanya membahas teori-teori yang ada
dalam kurikulum, tetapi kami juga membahas cara pandang Kristen mengenai teori
yang sedang dibahas. Contonya teori evolusi Darwin. Jadi
saat pelajaran tersebut kami akan membahas apa yang teori itu anggap benar dan
kami akan saling bertukar pikiran.
Terakhir, di sekolah ini kami dilatih untuk mengungkapkan
pandangan kami, misalnya melalui esai. Guru mata pelajaran yang bersangkutan
akan memberikan tugas esai mengenai teori yang sedang dibahas dan kami harus
merefleksikan pikiran kami dalam esai tersebut.
Jadi, menurut saya Sekolah Kristen Calvin merupakan sekolah yang
baik dan mendidik untuk kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI