Mohon tunggu...
ANGELA CECILIA SAPUTRA
ANGELA CECILIA SAPUTRA Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Prasetiya Mulya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reog Ponorogo dan Pancasila

24 Juni 2021   14:29 Diperbarui: 24 Juni 2021   14:39 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Reog Tarian Mistis ?

Reog merupakan salah satu aset budaya asal Indonesia yang sudah seharusnya terus dilestarikan oleh generasi muda bangsa. Reog sendiri merupakan tarian yang melibatkan banyak orang, atau dapat disebut sebagai tarian massal. Tarian ini berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Reog bermula dari adanya sebuah cerita rakyat di Kabupaten Ponorogo. Sejarah dibalik lahirnya reog sebagai tarian daerah pun dikatakan cukup beragam, ada beberapa versi yang menceritakan asal usul dari reog tersebut.

Salah satu kisahnya bercerita tentang seorang raja dari kerajaan Bantarangin yang bernama Prabu Kelono Sewandono yang hendak melamar seorang putri yang bernama Dewi Sanggalangit, namun pada saat itu Dewi Sanggalangit memberikan persyaratan bahwa seorang yang melamarnya harus membawa pasukan berkuda yang berwarna putih, dan juga diharuskan untuk membawa dua hewan yang bisa menjadi satu.

Selain Prabu Sewandono, seorang bernama Singo Barong pun juga ingin mengambil hati Dewi Sanggalangit. Keinginan Singo Barong pun menjadikan ia dan Prabu Sewandono bersaing dalam merebut hati Dewi Sanggalangit. Singkat cerita saat hendak mempersiapkan permintaan dari Dewi Sanggalangit, Singo Barong yang sedang dalam proses persiapan mendengar kabar bahwa Prabu Kelono Sewandono telah berhasil mempersiapkan keinginan Dewi Sanggalangit dan hendak menuju ke kerajaan Dewi Sanggalangit. Mendengar kabar tersebut Singo Barong pun bermaksud menghadang Prabu Kelono Sewandono beserta dengan pasukan-pasukannya. Pertempuran antara Singo Barong dan Prabu Kelono Sewandono inilah yang kemudian dikenal dengan kesenian Reog ataupun tari tradisional Reog yang berasal dari Ponorogo. 

Menggambarkan pertempuran kedua pihak dengan jumlah yang banyak membuat pertunjukan seni Reog ini pun tidak membatasi jumlah penari pada saat melakukan pertunjukan. Seni pertunjukan Reog terdiri dari beberapa peranan seperti pasukan kuda putih, pasukan bertopeng, dan juga barong sebagai puncak dari seni pertunjukan Reog Ponorogo ini. Lebih dari 50 penari dapat terlibat pada satu pertunjukan Reog. Penarinya tidak dibatasi baik usia maupun jenis kelaminnya. Pertunjukan Reog biasanya juga turut diramaikan oleh iringan beberapa alat musik tradisional seperti gong dan kendang untuk meramaikan suasana pertunjukan.

Seni pertunjukan Reog kerap ditampilkan untuk beberapa hal seperti pertunjukan dalam sebuah acara pernikahan, festival, pementasan untuk penggalangan dana, dan pementasan untuk syukuran. Tidak hanya itu, ada pula acara khusus yang memang dengan sengaja disusun untuk mempertontonkan kesenian Reog. Acara ini dikenal sebagai festival nasional Reog Ponorogo. Dalam setiap pertunjukannya, tarian yang akan dibawakan biasanya merealisasikan kisah dari Prabu Kelono Sewandono yang bertarung dengan Singo Barong dengan pesan moral dan juga nilai kemanusiaan. Selain cerita tersebut ada pula jenis tarian Reog lain yang dikenal dengan sebutan "ombyokan" dimana para penari akan membawakan tarian yang bersifat "seru-seruan" untuk menghibur penonton. 

KAITAN DENGAN NILAI PANCASILA

Reog Ponorogo dikenal masyarakat umum sebagai kesenian yang berbau mistis. Namun jika ditelusuri lebih dalam, tokoh-tokoh yang ada di dalam kesenian Reog ternyata mencerminkan nilai-nilai yang patut diteladani. Ada lima tokoh dalam kesenian Reog yang meliputi : warok, jathil, bujang ganom, klono sewandono, dan barongan. Masing-masing tokoh tersebut tidak hanya menampilkan nilai keindahan saja. Di balik nilai keindahan tersebut, bisa ditemukan nilai-nilai moral yang dapat diresapi untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, contohnya dalam tokoh warok.

Warok merupakan tokoh sentral dalam pertunjukan Reog. Warok adalah seseorang yang menguasai ilmu lahir dan batin. Tokoh warok ini mencerminkan nilai musyawarah yang terkandung dalam sila ke-4 Pancasila. Dalam kesenian Reog digambarkan bahwa warok merupakan tokoh pemimpin yang berwibawa, siap berkorban, dan dijadikan panutan. Warok melambangkan sosok pemimpin yang mengayomi rakyat dan mendengarkan aspirasi dari rakyat. Selain nilai musyawarah, menurut Rohmadi Puput, seorang pemain Reog dari Komunitas Reog Tawangmangu, tokoh warok dalam kesenian Reog juga erat kaitannya dengan nilai keadilan yang terkandung dalam sila ke-5 Pancasila.Hal ini karena warok merupakan pasukan yang berjuang demi kebenaran dan keadilan. Nilai musyawarah untuk mufakat dan nilai keadilan dari sosok warok diceritakan dalam cerita asal-usul Reog Ponorogo yang termuat dalam buku "Pedoman  Dasar  Kesenian  Reog  Ponorogo dalam Pentas Budaya Bangsa (1996)".

Dalam buku tersebut diceritakan bahwa pertunjukan Reog merupakan bentuk sindiran dari Ki Ageng Kutu (warok) terhadap Raja Majapahit Prabu  Brawijaya V yang lalai dan tidak adil dalam melaksanakan tugasnya karena dipengaruhi oleh permaisurinya. Ki Ageng Kutu yang merupakan bawahan setia raja Majapahit sadar bahwa posisinya dapat terancam karena berani menegur raja. Namun demi keadilan dan kepentingan bersama, ia memutuskan untuk mengambil tindakan yang berani.

Berkaca dari cerita Reog Ponorogo sendiri, yang walaupun dipenuhi dengan pertempuran dan perebutan, terdapat nilai-nilai yang dapat dipetik dari cerita ini. Jika kita lihat baik, nilai dari Pancasila terdapat pada moral cerita. Terutama sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Pertempuran yang dilakukan antara Singo Barong dan Prabu Kelono Sewandono adalah bentuk dari memperjualngkan kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun