Mohon tunggu...
Anep Paoji
Anep Paoji Mohon Tunggu... Masih Terus Belajar dan Mncoba terus Berkarya

Anep Paoji, saya tinggal di kota kecil indah dan bersahabat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cantik itu Kulit Mulus, Bodi Aduhai ?

4 Juni 2011   11:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:52 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang menyatakan, cantik itu tak sekedar kulit mulus, kaki jenjang, wajah aduhai. Itu benar. Ada juga yang bilang, cantik itu leher bagai pualam, jemari lentik, betis mengkilap. Anda benar. Ada juga yang bilang, cantik itu ada pada watak dan tingkah laku seseorang, tutur bahasanya halus serta kebaikan hatinya. Anda juga benar.

Namun dari anggapan maenstream, cantik itu bisa tergambar dalam aspek pisik. Perwakan proporsional, hidung mancung, mata bagai bola pingpong dan jalan gontai. Selain kriteria itu (maaf) tidak disebut cantik. Point ini juga tentu menjadi salah satu asfek penilaian dewan juri dalam setiap kontes kecantikan termasuk Miss Indonesia 2011. Buktinya, perempuan cantik berwajah oriental, kulit kuning langsat, hidung mancung dan matanya mempesona, dialah terpilih sebagai Miss Indonesia 2011. Dia juga akan mewakili Indonesia dalam kontes kecantikan di tingkat dunia.

Lantas mana argument bahwa cantik itu lahir dalam ketulusan hati seseorang. Para penyelenggara sering menggembar-gemborkan, cantik bukan semata fisik. Kenyataannya, kok tidak ada putri Indonesia yang wajahnya cemong mirip cepot. Jangankan ke pentas dunia, ke pentas kontes setingkat daerah kota/kab, provinsi ---perempuan-perempuan yang tidak dikaruniai wajah cantik, bodi aduhai kulit mulus -- mereka tidak jadi juara.

Tentu saja secara intelektual banyak yang melebihi tingkat intelektualitas juara kecantikan. Namun apa daya, takdir perempuan yang tidak cantik seolah-olah objek iklan kosmetik. Bukankah ini argument yang ambivalen dalam memandang kecantikan perempuan.

Mau tidak mau, perempuan harus tunduk pada konstruksi cantik menurut imajinasi laki-laki. Semua perempuan harus dipoles menjadi yang diinginkan oleh para lelaki.

Bagi saya, cantik itu ya bodi aduhai, kulit mulus, wajah mempesona. Tak lebih dari itu. Soal istilah ineer beauty, itu ada penilaian lain. Ada asfek moral, sosial bahkan asfek spiritual yang menjadi landasan penilaiannya.

Bagi saya sebagai orang beriman, tak akan serta merta memilih perempuan lantaran keelokan paras serta bentuk tubuh semata. Namun asfek lain. Misalnya bagaimana bertutur katanya, keimannya bahkan penjagaan terhadap kehormatan dirinya. Tetapi dalam kelelakian saya mengakui, bahwa perempuan seperti peserta Miss Indonesia itu cantik-cantik. Karena memenuhi asfek yang dikatakan cantik menurut kaum laki-laki. Ah.. janga terlalu serius. Anda boleh berbeda pendapat ko…

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun