Media online adalah sarana komunikasi dengan menggunakan website yang didukung oleh internet. Detik sebagai media online memiliki prinsip cepat dan akurat.
Pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi secara tak sadar ikut mengubah beragam kegiatan dan pekerjaan, salah satunya adalah jurnalistik. Dengan adanya teknologi dan internet, jurnalistik yang dulu hanya dapat dinikmati lewat televisi, koran, atau majalah kini dapat dinikmati melalui website atau media sosial di manapun dan kapanpun.
Di Indonesia sendiri, masuknya internet pada tahun 1990 turut mengubah arus media cetak menjadi media berbasis internet. Salah satu pelopor situs website dengan berita baru yang tak bersumber dari media cetak adalah Detik.com.
Berdiri pada 9 Juli 1998, berbagai jenis berita disajikan oleh Detik.com hingga kini melalui kanal-kanal yang mereka miliki, misalnya detikNews, detikFinance, detikSport, dan lain-lain. Berita-berita tersebut disajikan dengan tujuan memberi informasi kepada masyarakat secara cepat dan akurat.
Dalam membuat berita yang akurat, tentu dibutuhkan beberapa kemampuan dan syarat tertentu bagi seorang jurnalis. Menurut Elza Astri Retaduari, asisten redaktur detikNews, ada beberapa tahap dalam membuat berita, yaitu melakukan wawancara dengan narasumber, menentukan angle, transkrip wawancara dan melakukan penulisan berita. Setelah itu berita akan dikirip pada editor untuk dilihat kembali, kemudian disiarkan kepada masyarakat.
Selain itu, seorang jurnalis harus bias melakukan multitasking dan memiliki mental yang kuat. Hal ini karena jurnalis harus bertindak cepat, dapat memposisikan diri, mempersiapkan kebutuhan dan melakukan beberapa kegiatan sekaligus.
Kalau teman-teman mau jadi seorang jurnalis, di media online khususnya, ya harus siap mental sih, nggak boleh ngeluh, fisik juga, tapi mental paling penting. Keduanya harus imbang, jangan sampai kita cepat tapi nggak akurat,
Selain menggunakan website, Detik.com juga memiliki laman media sosialnya sendiri. Media sosial tersebut digunakan untuk menyebarkan berita yang ada di website. Mengunggah konten berita di media sosial juga membutuhkan syarat tertentu.
Menurut Meliyanti Setyorini selaku Head of Content Delivery & Engagement, hal pertama yang harus diperhatikan adalah Key Performance Indicator (KPI). Hal ini bertujuan untuk menentukan media sosial apa yang akan digunakan dan apa tujuannya.
Setelah itu perlu melakukan identifikasi pembaca seperti lokasi dan usia untuk merancang konten yang diunggah. Dalam mengunggah konten pun harus memahami isi berita yang akan disampaikan agar penggunaan caption, foto dan proses editing dilakukan dengan tepat.
Foto dan video dinilai lebih menarik untuk like dan share, kalau informasi yang hardnews atau breaking news begitu harus segera ditayangkan.
Sebagai salah satu media besar di Indonesia, Detik.com terus melakukan analisa terhadap konten dan kinerja media sosialnya agar dapat terus memberi informasi dengan cepat dan akurat pada masyarakat.