Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengintip Masa Depan Pay Later

3 Juli 2022   15:32 Diperbarui: 3 Juli 2022   22:40 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pay later tengah diminati (insideretail.com.au)

Pada dasarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk mempunyai sesuatu, bisa berupa barang dan jasa. Memang sudah kodrat, keinginan manusia bisa berasal dari kebutuhannya atau karena faktor kegemaran alias hobi, bahkan sangat mungkin pula didorong keisengan semata.

Terlebih di zaman kini saat informasi berseliweran begitu pesat, aneka tawaran dapat mempengaruhi keputusan seseorang membeli sesuatu. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat bakal menjadi pendongkrak perekonomian, iklim usaha bergairah, kondisi pasar ramai serta produsen dan penjual turut bersuka cita lantaran dagangannya laku.

Ilustrasi: Tren pay later (onepointsolutions.com.au)
Ilustrasi: Tren pay later (onepointsolutions.com.au)

Sektor retail adalah pangsa pasar menarik yang berkatan dengan konsumsi ditujukan khususnya bagi segmen kalangan masyarakat kelas menengah. Kalangan cenderung mapan, memiliki kemampuan daya beli mumpuni disertai selera yang cukup baik.

Dari dinamika industri retail dan berkat perkembangan teknologi belakangan muncul tren buy now pay later (BNPL) atau sering disebut pay later. Kemudahan skema pembayaran ditawarkan bagi para konsumen untuk membeli barang dan jasa.

Ilustrasi: Pay later tengah diminati (insideretail.com.au)
Ilustrasi: Pay later tengah diminati (insideretail.com.au)

Fenomena Buy Now Pay Later 

Dewasa ini tawaran BNPL alias pay later begitu mudah ditemukan di mana-mana, berbagai platform pembayaran sangat masif menyodorkan penawaran, dibuat semenarik mungkin supaya menggaet pengguna memilih fitur tersebut.

Namun sesungguhnya pay later bukan konsep baru, karena prinsip pay later adalah kredit konsumsi dari industri retail yang membidik segmen masyarakat kelas menengah. Istilahnya boleh keren, cuma sebetulnya konsumen diajak berutang.

Ilustrasi: Industri retail mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah (fablious.co.uk)
Ilustrasi: Industri retail mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah (fablious.co.uk)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun