Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Adu Strategi Marketplace vs Website, Pilih Mana?

17 Juni 2020   13:16 Diperbarui: 17 Juni 2020   13:34 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: angelastone.co.nz

"Kemajuan teknologi didasarkan bagaimana membuatnya cocok sehingga anda tidak benar-benar menyadarinya, hingga menjadi bagian keseharian dalam hidup." 

Bill Gates mengomentari pesatnya kemajuan teknologi, terlebih saat ini segala sesuatu nampaknya bisa diproses dari genggaman tangan melalui  adanya gadget.

Bill Gates adalah sosok visioner, pandangannya jauh ke depan melampaui visi kebanyakan orang. Tren gaya hidup belanja online yang sudah menjadi hal lumrah pada masa kini telah diprediksi jauh sebelumnya. Internet adalah salah satu pemicu pesatnya bisnis online secara global, perihal serupa berlaku juga di Indonesia.

Dari perspektif bisnis, Indonesia merupakan pasar potensial untuk digarap. Dari sisi populasi, Indonesia merupakan negara ke-4 berjumlah penduduk terbanyak di dunia, tercatat sekitar 270 juta jiwa. Tingkat konsumsi internet di Indonesia juga tergolong tinggi,seperti pada tahun 2019 saja pengguna internet Indonesia mencapai 175 juta, angka ini cukup tinggi karena merupakan 64% dari populasi di seluruh Indonesia.

Secara rata-rata, penduduk Indonesia menghabiskan waktu sekitar 46 menit berselancar di internet. Dan salah satu aktivitas paling digemari sudah tentu adalah belanja online. Ya, kegiatan belanja adalah suatu hal menyenangkan bagi kebanyakan orang, apalagi berkat adanya kemajuan teknologi, kegiatan berbelanja menjadi jauh lebih mudah untuk dilakukan.

Perkembangan Tren Belanja Online di Indonesia

Pesatnya perkembangan tren belanja online di kalangan masyarakat disinyalir sebagai salah satu biang keladi turunnya bisnis ritel konvensional. Pusat perbelanjaan menjadi sepi bahkan beberapa diantaranya ditutup. Sebenarnya pendapat tersebut masih perlu dikaji lebih dalam, tetapi jika ditinjau dari jumlah uang yang dibelanjakan oleh masyarakat Indonesia, dalam konteks belanja online terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.

Ilustrasi: angelastone.co.nz
Ilustrasi: angelastone.co.nz
Mengacu data Bank Indonesia, pada Desember 2019 volume transaksi perdagangan secara elektronik mencapai  515 juta dengan nominal Rp 16 Triliun, secara kumulatif total jumlah uang yang ditransaksikan selama tahun 2019 adalah Rp 145 Triliun, jauh melebihi pencapaian pada tahun 2018 yaitu Rp 47 Triliun.

Jumlah nilai transaksi elektronik selanjutnya mengalami penurunan di periode triwulan pertama tahun 2020, posisi pada Maret 2020 jumlah uang yang ditransaksikan mencapai Rp 15 Triliun, walaupun demikian tidak dapat disangkal jika transaksi secara elektronik sudah menjadi salah satu kontributor ekonomi Indonesia karena pola konsumsi masyarakat yang sudah sangat terbiasa bertransaksi atau berbelanja online.

Mana Yang Lebih Menguntungkan Marketplace atau Website?

Menggiurkan jika kita melihat potensi keuntungan transaksi belanja online, seolah ini menjadi lahan basah meraih profit dan siapa pun bisa berjualan secara online, karena prosesnya memang jauh lebih mudah ketimbang berjualan secara konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun