Hubungan Image atau Citra dan Merek
Kisah mengenai kagetnya publik di Amerika Serikat ketika "Dunkin' Donuts" berani menjual produknya tanpa menggunakan istilah "Donuts" sebetulnya dikarenakan publik telah begitu akrab dan mengenal Dunkin Donuts sebagai produsen donat ternama. Sehingga begitu mendengar atau mengucapkan nama "Dunkin" maka senantiasa identik dengan donat.
Ya, publik mengenal dan memiliki persepsi "Dunkin' Donuts" sebagai donat, walaupun pada kenyataannya jaringan mereka menjual banyak variasi menu.
Donat telah menjadi sebuah image atau citra yang melekat, sehingga penampilan baru "Dunkin" dianggap tidak menggambarkan "Dunkin" yang selama ini dikenal, terkesan janggal.
Di sisi lain jika ditinjau dari perspektif bisnis, identiknya suatu produk atau merek dalam persepsi masyarakat dapat disebut sebagai brand atau product image.
Secara sederhana brand image atau citra merek dapat dipahami sebagai apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen ketika mendengar suatu merek.
Jadi ketika seseorang mendengar suatu merek, maka dengan segera orang tersebut akan langsung teringat atau mengenalnya dengan produk atau jasa tertentu.
Sebagai ilustrasi jika kita melintasi jalan dan kemudian melihat reklame bertuliskan "Samsung", yang terlintas dalam benak kita tentunya adalah handphone berbasis Android dengan berbagai fiturnya yang ditawarkan. Walaupun sebetulnya "Samsung" juga memiliki lini produk lain dalam portofolio usahanya.
Tentunya dalam hal ini adalah keyakinan dari konsumen sehingga akan memutuskan untuk menggunakan produk atau jasa dari suatu merek.