Mohon tunggu...
Andry Gumilar Ramadani
Andry Gumilar Ramadani Mohon Tunggu... -

"Never increase, beyond what is necessary, the number of entities required to explain anything." William of Ockham (1285-1349)

Selanjutnya

Tutup

Money

Baik Buruk Outsourcing

28 November 2010   10:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12909556941875212961

[caption id="attachment_75135" align="alignright" width="300" caption="Outsourcing"][/caption] Tulisan ini sebelumnya merupakan komentar yang saya tulis di postingan salah satu kompasianer, namun rasanya tidak salah saya angkat sebagai thread tersendiri, mengingat selidik punya selidik ternyata  banyak juga thread yang tersebar di berbagai rubrik kompasiana ini yang mengupas habis mengenai problematika tenaga kerja Outsorcing. Hanya saja semua bernada miring, yang ingin saya sampaikan adalah sedikit perimbangan mengenai baik buruknya suatu sistem tenaga kerja Outsourcing. Memang banyak perusahaan yang terlalu khawatir sumber finansialnya digerus oleh pegawai tetap mengingat perusahaan dibebani dengan berbagai macam employee benefit cost ini itu yang bisa-bisa setara dengan gaji, bahkan perekrutan melalui outsourcing ini sudah amblas sampai dengan wilayah back office, seperti sekretaris, akuntan dan berbagai posisi staf administrasi dan tidak sedikit pula jabatan-jabatan penting. Disamping irit diongkos, pihak manajemen juga menganggap jasa tenaga kerja outsource lebih cekatan dan gesit dalam bekerja mengingat betapa rapuhnya tempat dimana mereka berpijak, bos tak senang bisa jadi hal terakhir yang bisa diingat adalah bayangan mulut si bos yang komat kamit diiringi gelegar suara KAMU DIPECAT. Fiuuhh mau makan apa anak bini bulan depan............ Tetapi di sisi lain keberpihakan yang berlebihan terhadap karyawan tetap pun bukan tanpa efek samping. sejumlah negara di eropa, sebut saja Perancis sebagai salah satu negara yang sedang berjibaku untuk keluar dari pusaran krisis ekonomi.  Belakangan ini sedang mendapat serangan serius dari mayoritas kalangan pekerja. Buruh, pegawai negeri dan swasta beserta warga tumpah ruah ke jalanan untuk berdemonstrasi mengenai reformasi sistem pensiun yang dianggap merugikan pensiunan dan calon-calon pensiunan. Akibatnya, dengan kondisi seperti ini yang terjadi terus menerus, banyak perusahaan yang tak memiliki nyali untuk melebarkan sayap bisnisnya mengingat kendala regulasi yang dirasa berat bagi perusahaan terkait keberpihakan yang berlebihan terhadap pekerja. Walhasil sendi-sendi ekonomi menjadi macet dan mempengaruhi perekonomian bangsa secara global. Bada Boom, krisis ekonomi tak terhindar. Sepertinya kebijakan Outsourcing ini akan tetap ada dan akan terus ada khususnya di Indonesia, yang terpenting bagi kita adalah membenahi diri sendiri agar kita tetap dapat menjadi tuan bagi nasib diri kita sendiri. Mencoba menbuka usaha sampingan tanpa mengesampingkan pakerjaan sebetulnya patut untuk dipertimbangkan. Tak usah yang berat-berat yang penting usaha sekecil apapun roadmapnya jelas, bulan ini untungnya 100 ribu gak masalah, siapa tahu bulan depan jadi satu juta dan tahun depan bukan tidak mungkin anda lah yang merekrut karyawan Outsourcing.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun