Mohon tunggu...
Andriyanto Yuli S
Andriyanto Yuli S Mohon Tunggu... -

Sehari-hari bekerja sebagai Kuli...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Golput ICW

23 Oktober 2011   14:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:36 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TWEET MENARIK DARI BUNG FAHRI HAMZAH

Saya ingin sedikit komentari #GOLPUT sebagai fenomena pasca pengakuan anak-anak ICW bahwa mereka #GOLPUT. Saya cukup terkejut bahwa hari ini ada yang masih #GOLPUT, apalagi mereka adalah kelompok penekan politik. Dulu, ketika rezim otoriter mendikte suara rakyat, fenomena #GOLPUT dapat dipahami. Tapi sekarang beda. Hari ini adalah demokrasi, karya anak bangsa, karya kita semua. Pilihan kita tidak dikebiri siapapun.

Terbayang, partai yg tidak pernah ada yaitu #Demokrat tiba-tiba menjadi partai pemenang pemilu dan mengirim tokohnya jadi #PresidenSBY. Artinya, demokrasi ini jalan bersama, suka atau tidak ini pilihan sementara yang konfigurasi politiknya bisa dirubah 5 tahun. Sekarang, setelah kebebasan menentukan pilihan ada, maka muncullah partai-partai yang merupakan aspirasi mayoritas. Dan tidak ada jalan lain selain partai politik dalam demokrasi. Demokrasi artinya penguatan partai politik. Titik! #GOLPUT. Sekarang, ada sekelompok orang yang sejak zaman #Orla dan #Orba tidak pernah mau masuk partai tapi ingin berkuasa.Setidaknya, mereka ingin selalu punya pengaruh dan begitu punya kesempatan nyodorin CV ke parpol duluan. Masalahnya, mereka umumkan diri #GOLPUT, mungkin dgn maksud, "Aku Suci Loh" tidak terkontaminasi parpol. Tetapi, saban hari kerjaannya berharap kepada parpol. Ini adalah sejenis kemunafikan yang dibungkus perjuangan. Saya mencatat ini karena beberapa kecurigaan, 1. Mereka berkiblat pada agenda tokoh tua tertentu yg tidak happy cv-nya ditolak. Lalu, 2. Mereka digaji untuk agenda asing yang tidak suka dengan konsolidasi kita menuju demokrasi dan pembangunan ekonomi. Lalu, 3. Mereka tidak konsisten dan mulai menyerang kelompok untuk kepentingan kelompok lain. Bayangkan saya, kalau anda #GOLPUT boleh dan itu sah dalam negara bebas, yang tidak boleh hanya mengancam kehidupan bersama. Tetapi, kalau anda #GOLPUT sebaiknya anda adalah orang yang tidak memerlukan negara karena independensi anda yg tinggi. Atau anda tidak percaya kepada negara, sebab negara juga belum tentu bisa selesaikan problem kemanusiaan kita. Atau kalau tidak percaya tapi mau beropini, jangan anda umumkan #GOLPUT dan punya calon yang anda dukung. (Ketua #KPK, dll). Jadi problemnya bukan #GOLPUT-nya tetapi etika mereka yang mengambil pilihan itu. Apalagi ternyata punya hidden agenda yang jelek. Sekali lagi, problem kita bukan melarang kebebasan orang untuk tidak memilih sebab itu menolak demokrasi. Problemnya adalah jika atas nama #GOLPUT anda menekan dan berkampanye untuk bukan kepentingan negara. Saya curiga dengan kelompok anti partai sebab mereka ini merusak fondasi demokrasi terpenting kita. Jangan-jangan mereka merindukan tiran, kelompok bersenjata yang akan membubarkan partai politik dan mereka mau jadi kacung. Demokrasi harga mati, baik buruk partai mari kita koreksi, bikin partai baru jika perlu. #PKSKITA baru 8% perlu didukung.  Sumber: *) http://www.twitter.com/fahrihamzah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun