Pendahuluan: Sebuah Penemuan yang Mengguncang Dunia Teologi
Pada tahun 1945, di sebuah desa kecil bernama Nag Hammadi di Mesir Hulu, seorang petani bernama Mohammed al-Samman sedang menggali tanah di dekat tebing batu kapur. Tanpa sengaja, ia menemukan guci tanah liat besar yang berisi 13 buku papirus kuno atau codex. Ia tidak tahu bahwa penemuan itu kelak akan mengubah cara dunia memahami sejarah Kekristenan.
Ketika para ahli meneliti isi codex tersebut, mereka menemukan 52 teks kuno berbahasa Koptik yang berasal dari abad ke-2 hingga ke-4 Masehi. Koleksi ini kemudian dikenal sebagai Perpustakaan Nag Hammadi, sebuah kumpulan naskah spiritual dan filosofis yang memperlihatkan betapa beragamnya pemikiran dalam Kekristenan awal.
Teks-teks ini membuka pintu bagi pandangan yang selama berabad-abad disembunyikan oleh sejarah resmi gereja. Bagi para teolog, arkeolog, dan sejarawan, penemuan ini bukan sekadar artefak kuno, melainkan titik balik dalam pemahaman tentang iman, spiritualitas, dan identitas manusia.
Apa Itu Perpustakaan Nag Hammadi?
Perpustakaan Nag Hammadi berisi tulisan-tulisan yang mewakili tradisi Gnostik, sebuah aliran spiritual yang berkembang di dunia Mediterania pada masa awal Kekristenan. Gnostisisme berasal dari kata Yunani gnosis, yang berarti “pengetahuan batin.” Kaum Gnostik percaya bahwa keselamatan tidak datang dari iman semata, tetapi dari pemahaman mendalam tentang hakikat ilahi dan asal-usul jiwa manusia.
Beberapa teks paling terkenal dari koleksi ini antara lain:
* Injil Tomas, yang berisi 114 perkataan Yesus, banyak di antaranya tidak terdapat dalam Perjanjian Baru.
* Injil Filipus, yang membahas makna sakramen dan hubungan spiritual antara Yesus dan Maria Magdalena.
* Apokrifon Yohanes, yang menjelaskan penciptaan dunia menurut kosmologi Gnostik.
* Injil Maria, yang menampilkan Maria Magdalena sebagai murid terdekat dan paling memahami ajaran Yesus.
Tidak semua teks dalam koleksi ini bersifat “Kristen.” Beberapa memiliki unsur filsafat Yunani dan Mesir kuno. Namun, semuanya mencerminkan semangat pencarian pengetahuan batingnost dan refleksi mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan.