Ada rumor yang menyebut bahwa teleskop radio menangkap sinyal elektromagnetik tidak biasa dari arah ATLAS. Namun, data itu disebut “disembunyikan” oleh lembaga antariksa seperti NASA dan ESA untuk mencegah kepanikan publik.
3. Keterkaitan dengan Situs Kuno di Bumi
Sebagian teori bahkan melangkah lebih jauh: kemunculan ATLAS dikaitkan dengan aktivasi energi di situs kuno, seperti Piramida Giza, Gunung Padang di Indonesia, hingga fenomena cahaya Hessdalen di Norwegia. Mereka percaya bahwa objek antarbintang semacam ini membawa resonansi tertentu yang bisa memengaruhi Bumi.
4. Pengalihan Perhatian Global
Versi lain beranggapan bahwa pemberitaan tentang ATLAS hanyalah pengalihan perhatian dari proyek militer luar angkasa rahasia. Dengan fokus publik tertuju ke komet, eksperimen orbital tertentu bisa berjalan tanpa sorotan.
Mengapa Teori Konspirasi Mudah Tumbuh?
Fenomena langit selalu membangkitkan rasa kagum dan ketakutan sekaligus. Ketika data ilmiah masih terbatas dan komunikasi dari lembaga resmi terasa lambat, ruang imajinasi publik terbuka lebar.
Ada beberapa alasan mengapa teori konspirasi seperti ini cepat menyebar:
* Kurangnya transparansi data publik. Tidak semua hasil observasi dirilis secara real-time, memunculkan kecurigaan.
* Ketertarikan terhadap kehidupan luar Bumi. Manusia selalu ingin tahu apakah mereka sendirian di alam semesta.
* Pengaruh budaya pop. Film dan serial seperti Interstellar atau Arrival membentuk ekspektasi tentang tamu dari bintang lain.
* Kebutuhan psikologis untuk mencari makna. Fenomena besar seringkali dianggap memiliki pesan tersembunyi bagi umat manusia.