* Gerakannya tidak mengikuti pola biasa seperti pesawat, bintang jatuh, atau satelit. Kadang melayang diam, kadang melesat dengan kecepatan tinggi.
Karena keanehan inilah, Hessdalen menjadi lokasi favorit para peneliti, wisatawan, hingga pemburu UFO.
Penelitian Ilmiah: Dari Radon hingga Plasma
Fenomena cahaya misterius biasanya segera dikaitkan dengan hal-hal supranatural. Namun, para ilmuwan melihat Hessdalen sebagai laboratorium alam untuk memahami proses geofisika yang belum sepenuhnya dipahami.
Sejak tahun 1983, sebuah proyek bernama Project Hessdalen diluncurkan. Tim peneliti memasang kamera otomatis, radar, dan sensor elektromagnetik untuk memantau langit lembah tersebut secara terus-menerus. Hasilnya, ratusan kemunculan cahaya berhasil didokumentasikan.
Beberapa teori ilmiah yang paling menonjol di antaranya:
1. Reaksi Elektro-Kimia Tanah
Lembah Hessdalen kaya dengan mineral, khususnya belerang, serta gas radon yang keluar dari dalam bumi. Para peneliti menduga interaksi antara gas radon, kelembaban udara, dan kandungan logam di tanah dapat memicu reaksi kimia yang menghasilkan cahaya mirip bola api. Proses ini sebanding dengan reaksi fosfor yang bisa menyala di udara, tetapi terjadi dalam skala lebih besar.
2. Plasma Debu Terionisasi
Hipotesis lain menyebutkan bahwa cahaya Hessdalen adalah semacam plasma debu. Partikel debu di udara terionisasi akibat peluruhan radon, kemudian bergabung membentuk kluster yang stabil dan bercahaya. Inilah yang membuat cahaya bisa bertahan lama, bahkan bergerak dengan bentuk relatif konsisten.
3. Medan Elektromagnetik Anomali
Penelitian dari Universitas Oslo menemukan adanya anomali medan magnet di lembah Hessdalen. Diduga interaksi antara medan geomagnetik bumi, struktur geologi lokal, dan atmosfer menciptakan pelepasan energi berupa cahaya. Fenomena ini masih diteliti, karena bisa menjelaskan mengapa cahaya hanya muncul di lokasi tertentu.