Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penaklukan Hernan Cortes ke Meksiko: Jatuhnya Kekaisaran Aztec dan Dampak Budayanya Selama Berabad-abad

18 September 2025   07:00 Diperbarui: 18 September 2025   00:19 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hernan Cortes Conquistador - Image gratuite sur Pixabay (pixabay.com)

Penaklukan Hernan Cortes ke Meksiko pada awal abad ke-16 bukan sekadar catatan militer dalam sejarah dunia. Peristiwa ini menjadi titik balik yang mengubah wajah Amerika Tengah selamanya. Dari keruntuhan Kekaisaran Aztec yang megah, masuknya agama dan budaya baru, hingga lahirnya identitas mestizo, jejak penaklukan ini masih terasa kuat hingga hari ini.

Kisah tersebut bukan hanya tentang pasukan kecil Eropa yang menumbangkan sebuah peradaban besar, tetapi juga tentang bagaimana kekuasaan, mitos, penyakit, dan diplomasi bersatu dalam sebuah peristiwa monumental. Lebih jauh lagi, dampak penaklukan ini masih bergema dalam kehidupan modern masyarakat Meksiko dan Amerika Latin. 

Artikel ini akan mengulas bagaimana Cortes berhasil menaklukkan Aztec, bagaimana kolonialisme mengubah budaya lokal, serta bagaimana masyarakat pribumi kini bangkit untuk merebut kembali narasi sejarah mereka.

Awal Mula Penaklukan: Ambisi dan Strategi

Pada tahun 1519, Hernan Cortes berangkat dari Kuba menuju daratan yang kini kita kenal sebagai Meksiko. Ekspedisi ini sebenarnya penuh intrik politik. Gubernur Kuba, Diego Velazquez, awalnya memberi izin namun kemudian membatalkan misi karena curiga pada ambisi pribadi Cortes. 

Tidak mau kehilangan kesempatan, Cortes tetap berangkat dengan pasukan yang relatif kecil: sekitar 600 prajurit, 16 kuda, beberapa meriam, dan kapal yang sarat dengan harapan akan emas serta kejayaan.

Di hadapannya terbentang tantangan luar biasa: Kekaisaran Aztec, salah satu peradaban terbesar di benua Amerika, dengan populasi jutaan dan struktur sosial-militer yang sangat kuat. Secara logika, kekuatan kecil Cortes nyaris mustahil menang. Namun, ia menggunakan strategi cerdas yang jauh melampaui sekadar peperangan terbuka.

1. Membangun aliansi dengan musuh Aztec. Suku-suku seperti Tlaxcala dan Totonac sudah lama menderita di bawah dominasi Aztec yang menuntut upeti dan korban manusia. Mereka melihat Cortes sebagai sekutu potensial.

2. Memanfaatkan mitos lokal. Ada kepercayaan bahwa Quetzalcoatl, dewa yang hilang, suatu saat akan kembali. Sosok Cortes yang datang dari laut kadang dikaitkan dengan mitos tersebut, memberikan keuntungan psikologis.

3. Menawan Montezuma II. Dengan keberanian luar biasa, Cortes berhasil menahan kaisar Aztec di istananya sendiri, membuat kepemimpinan kekaisaran melemah dari dalam.

Strategi ini membuka jalan bagi Cortes untuk memasuki jantung kekuasaan: Tenochtitlan, kota megah yang berdiri di atas danau, dengan kanal, jembatan, dan arsitektur yang membuat orang Eropa terpana.

Jatuhnya Kekaisaran Aztec: Pengepungan dan Penyakit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun