Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mirror Effect: Fenomena Psikologis yang Membentuk Cara Kita Terhubung dan Hidup Bersama

18 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 17 Agustus 2025   17:41 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Fokus pada individu, bukan generalisasi. Setiap orang adalah representasi unik dari budayanya.

* Gunakan bahasa yang inklusif. Ganti kata “aneh” dengan “berbeda”, atau “primitif” dengan “tradisional”.

* Bertanya dengan rasa ingin tahu, bukan dengan asumsi. Semakin banyak kita bertanya, semakin sedikit kita berspekulasi.

Dengan begitu, mirror effect tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga mendorong penghormatan terhadap keanekaragaman manusia.

Efek Cermin dalam Komunikasi yang Efektif

Dalam banyak bidang, baik pendidikan, penulisan, maupun komunikasi profesional, mirror effect bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pertukaran informasi. Beberapa cara penggunaannya antara lain:

* Menyesuaikan gaya bicara dengan audiens. Misalnya menggunakan contoh sederhana ketika berbicara kepada pelajar, atau memakai istilah teknis saat berdiskusi dengan profesional.

* Mencerminkan emosi lawan bicara secara positif, misalnya dengan menurunkan nada ketika mereka sedang gelisah.

* Menghindari konflik dengan merespons kekhawatiran lawan bicara terlebih dahulu sebelum menyampaikan pendapat sendiri.

* Membuat narasi yang relevan, agar pembaca merasa “terhubung” dengan tulisan yang disampaikan.

Contoh sederhana:

  “Ketika berada di sebuah desa kecil di Nepal, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun