Dalam kerja tim, misalnya, anggota yang mampu mencerminkan bahasa tubuh rekan mereka akan lebih mudah menciptakan suasana kolaboratif. Di tingkat pribadi, pasangan yang saling mencerminkan biasanya memiliki tingkat kedekatan emosional lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
2. Konformitas dan Kohesi Kelompok
Mirror effect juga membantu menciptakan rasa kebersamaan dalam sebuah komunitas. Kita cenderung menyesuaikan diri dengan perilaku mayoritas agar tidak merasa terasing.
Di masyarakat adat, mencerminkan perilaku para tetua bukan hanya bentuk hormat, tetapi juga cara mempertahankan nilai-nilai budaya yang dianggap penting. Tanpa pencerminan ini, kohesi sosial akan mudah terganggu dan konflik menjadi lebih sering muncul.
Neurologi di Balik Mirror Effect: Peran Mirror Neurons
Ilmu saraf menjelaskan bahwa di dalam otak manusia terdapat sel yang bernama mirror neurons. Neuron ini aktif ketika kita melakukan suatu tindakan, tetapi juga aktif ketika kita melihat orang lain melakukan tindakan yang sama. Maksudnya adalah, otak kita “mensimulasikan” pengalaman orang lain seolah kita sendiri yang mengalaminya.
Fungsi utama mirror neurons antara lain:
* Membantu kita belajar melalui observasi, bukan hanya melalui pengalaman langsung.
* Membuat kita mampu memahami emosi dan niat orang lain.
* Menjadi landasan biologis dari empati dan perilaku sosial positif.
Inilah alasan mengapa kita bisa merasakan kegembiraan ketika seseorang merayakan keberhasilan, atau merasa sedih ketika melihat orang lain ditimpa kemalangan. Otak kita sedang “mencerminkan” apa yang mereka rasakan.
Nuansa Budaya dalam Perilaku Mirroring
Tidak semua budaya mengekspresikan efek cermin dengan cara yang sama. Nilai-nilai kolektif atau individual yang dipegang suatu masyarakat akan menentukan bagaimana pencerminan ini ditampilkan.