Pada tahun 1900, seorang biksu Tao bernama Wang Yuanlu secara tidak sengaja di dalam Gua menemukan Perpustakaan yang tersegel selama berabad-abad. Di dalamnya terdapat tumpukan manuskrip dan dokumen kuno, ditulis dalam berbagai bahasa seperti Tionghoa Kuno, Sanskerta, Tibet, Persia, hingga Uighur.
Isi manuskrip tersebut mencakup:
* Sutra Buddhis: seperti Sutra Hati, Sutra Mahaprajnaparamita, dan lainnya.
* Pandangan dan tafsir ajaran Buddha, yang merefleksikan perbedaan aliran Mahayana dan Theravada.
* Teks non-Buddhis, termasuk Taoisme, Kristen Nestorian, dan bahkan Manichaeisme, menunjukkan keberagaman agama di Jalur Sutra.
Kini, sebagian manuskrip ini tersebar di berbagai perpustakaan besar dunia seperti Beijing National Library.British Library, dan Bibliothque nationale de France, dan banyak dari dokumen ini telah didigitalkan untuk keperluan penelitian.
Peran Gua Mogao dalam Penyebaran Ajaran Buddha
Sebagai tempat ibadah dan persinggahan para pelancong, Gua Mogao berperan besar dalam menyebarkan ajaran Buddha ke seluruh Asia Timur. Para biksu menyalin dan membawa sutra-sutra dari Dunhuang ke Korea, Jepang, hingga Asia Tenggara.
Lebih dari itu, interaksi antaragama yang terjadi di situs ini membantu membentuk pemahaman lintas budaya dan spiritual. Gua Mogao menjadi titik pertemuan ideologi dan filosofi, bukan hanya antar-aliran Buddhisme, tetapi juga antaragama.
Dengan demikian, Gua Mogao bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan dan pertukaran intelektual.