Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernikahan Hantu: Tradisi Terlarang Masyarakat Tionghoa yang Masih Dipraktekkan Hingga Saat Ini

27 Februari 2024   07:03 Diperbarui: 27 Februari 2024   07:03 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kisah Misteri: Diundang untuk Datang ke Nikahan Jin. Seperti Apa Kondangan di Alam Sana? (hipwee.com) 

Pernikahan hantu adalah sebuah tradisi kuno di Tiongkok yang dilakukan dengan menikahkan dua mayat yang belum menikah. Hal ini dilakukan agar mayat tersebut tidak kesepian di alam baka. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa jika seseorang belum menikah hingga mereka meninggal, maka arwah mereka akan kesepian dan mengganggu anggota keluarga yang lain.

Tradisi ini berasal dari Dinasti Qin (221-206 SM) dan masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Tionghoa hingga kini. Ada beberapa alasan mengapa pernikahan hantu dilakukan, seperti kematian orang yang bertunangan sebelum pernikahan, keinginan untuk melanjutkan garis keturunan, atau didorong oleh mimpi.

Pernikahan hantu bisa dilakukan antara dua mayat yang sama-sama meninggal, atau antara mayat dengan orang yang masih hidup. Dalam upacara pernikahan hantu, biasanya ada seorang perantara atau pendeta yang memimpin prosesi. Kadang-kadang, seekor ayam jantan putih digunakan untuk mewakili pengantin pria yang sudah meninggal.

Namun, meskipun pernikahan hantu adalah tradisi yang unik dan menarik, ternyata ada banyak risiko dan dampak negatif yang terkait dengan praktik ini. Pernikahan hantu sudah dilarang oleh pemerintah Tiongkok sejak tahun 1949 karena dianggap sebagai bentuk feudalisme, superstisi, dan pelanggaran hukum. Pernikahan hantu juga dianggap sebagai bentuk eksploitasi terhadap mayat, terutama perempuan, yang dicuri atau dibunuh untuk dijual sebagai pengantin hantu. Pernikahan hantu juga bisa membawa malapetaka atau kutukan bagi mereka yang terlibat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pernikahan hantu, mulai dari sejarah, alasan, proses, hingga risiko dan dampaknya. Kita juga akan melihat bagaimana pandangan masyarakat dan pemerintah Tiongkok terhadap tradisi ini saat ini. Mari kita simak bersama!


Sejarah Pernikahan Hantu

Pernikahan hantu adalah tradisi yang sudah ada sejak zaman Dinasti Qin (221-206 SM), salah satu dinasti tertua di Tiongkok. Dinasti Qin adalah dinasti yang berhasil menyatukan seluruh Tiongkok di bawah satu pemerintahan. Dinasti Qin juga terkenal dengan pembangunan Tembok Besar  dan Tentara Terakota.

Salah satu ciri khas dari Dinasti Qin adalah kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian. Masyarakat Qin percaya bahwa roh orang yang meninggal akan tetap hidup di alam baka dan membutuhkan barang-barang seperti uang, rumah, atau pelayan untuk menemani mereka. Oleh karena itu, mereka sering membakar barang-barang kertas yang dibentuk seperti benda-benda tersebut sebagai persembahan kepada arwah leluhur.

Selain itu, masyarakat Qin juga percaya bahwa jika seseorang belum menikah hingga mereka meninggal, maka roh mereka akan kesepian dan mengganggu anggota keluarga yang masih hidup. Oleh karena itu, mereka mencoba untuk mencari pasangan bagi orang-orang yang belum menikah tersebut di alam baka dengan cara menikahkan mereka dengan mayat lain yang juga belum menikah.

Tradisi ini kemudian berlanjut hingga dinasti-dinasti berikutnya, seperti Dinasti Han, Tang, Song, Yuan, Ming, dan Qing. Tradisi ini juga menyebar ke beberapa negara tetangga Tiongkok, seperti Vietnam, Korea, dan Jepang. Tradisi ini juga mengalami beberapa perubahan dan variasi seiring dengan perkembangan zaman dan budaya.

 Alasan Pernikahan Hantu

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat Tionghoa melakukan pernikahan hantu, antara lain:

- Kematian orang yang bertunangan sebelum pernikahan. Jika seseorang yang sudah bertunangan meninggal sebelum sempat menikah, maka keluarga mereka akan merasa bersalah dan sedih. Mereka akan mencoba untuk menyelesaikan janji pernikahan tersebut dengan cara menikahkan mayat orang yang meninggal dengan mayat orang lain yang juga belum menikah. Hal ini dilakukan agar roh orang yang meninggal merasa puas dan tidak mengganggu keluarga mereka.

- Keinginan untuk melanjutkan garis keturunan. Jika seseorang yang belum menikah meninggal tanpa memiliki anak, maka keluarga mereka akan merasa khawatir dan cemas. Mereka akan mencoba untuk melanjutkan garis keturunan mereka dengan cara menikahkan mayat orang yang meninggal dengan mayat orang lain yang juga belum menikah. Hal ini dilakukan agar roh orang yang meninggal dapat memiliki anak di alam baka dan mewariskan nama keluarga mereka.

- Didorong oleh mimpi. Jika seseorang bermimpi tentang orang yang sudah meninggal dan ingin menikah dengan mereka, maka keluarga mereka akan merasa terpanggil dan penasaran. Mereka akan mencoba untuk mencari tahu siapa orang yang dimaksud oleh orang yang sudah meninggal dalam mimpi mereka. Biasanya, orang tersebut adalah seseorang yang baru saja meninggal di daerah sekitar atau memiliki hubungan dengan orang yang sudah meninggal. Mereka akan menghubungi keluarga orang tersebut dan mengajukan permohonan pernikahan hantu.

Proses Pernikahan Hantu

Pernikahan hantu bisa dilakukan antara dua mayat yang sama-sama meninggal, atau antara mayat dengan orang yang masih hidup. Berikut ini adalah proses pernikahan hantu yang umum dilakukan:

- Mencari pasangan. Keluarga orang yang belum menikah dan sudah meninggal akan mencari pasangan bagi mayat mereka dengan cara menghubungi perantara atau pendeta. Perantara atau pendeta tersebut akan mencari mayat lain yang juga belum menikah dan cocok dengan kriteria keluarga. Kadang-kadang, perantara atau pendeta tersebut juga bisa mencuri atau membunuh orang untuk dijadikan pengantin hantu.

- Menggali mayat. Setelah pasangan ditemukan, keluarga pengantin hantu akan menggali kembali mayat keluarga mereka dari kuburan dan membersihkannya. Mereka juga akan membawa mayat pasangannya  dari tempat lain dan membersihkannya.

- Menyelenggarakan upacara. Keluarga pengantin hantu akan menyelenggarakan upacara pernikahan hantu di rumah atau di kuil. Upacara tersebut biasanya melibatkan seorang perantara atau pendeta yang memimpin prosesi. Kedua mayat akan diberi pakaian pengantin dan duduk berdampingan di depan altar. Kadang-kadang, seekor ayam jantan putih digunakan untuk mewakili pengantin pria yang sudah meninggal.

- Memberi persembahan. Keluarga pengantin hantu akan memberi persembahan kepada roh pengantin hantu dengan cara membakar uang kertas, rumah, atau pelayan yang terbuat dari kertas. Hal ini dilakukan agar roh pengantin hantu dapat memiliki barang-barang tersebut di alam baka dan hidup bahagia bersama.

- Menguburkan kembali mayat. Setelah upacara selesai, keluarga pengantin hantu akan menguburkan kembali mayat mereka di tempat baru bersama-sama. Mereka juga akan membangun nisan atau tugu untuk mengenang pernikahan hantu mereka.

Risiko dan Dampak Pernikahan Hantu

Pernikahan hantu adalah tradisi yang memiliki risiko dan dampak negatif tersendiri, baik bagi orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Berikut ini adalah beberapa risiko dan dampak yang terkait dengan praktik ini:

- Resiko hukum: Pernikahan hantu sudah dilarang oleh pemerintah Tiongkok sejak tahun 1949. Pelaku pernikahan hantu bisa dihukum penjara hingga tiga tahun atau denda. Selain itu, pemerintah Tiongkok juga melakukan razia dan penyitaan terhadap barang-barang kertas yang digunakan untuk persembahan kepada pengantin hantu.

- Resiko moral: Pernikahan hantu dianggap sebagai bentuk eksploitasi terhadap mayat, terutama perempuan, yang dicuri atau dibunuh untuk dijual sebagai pengantin hantu. Pernikahan hantu juga dianggap sebagai bentuk pelecehan seksual terhadap orang yang masih hidup yang terlibat dalam ritual tersebut.

- Resiko spiritual: Pernikahan hantu bisa membawa malapetaka atau kutukan bagi mereka yang terlibat. Roh pengantin hantu bisa marah atau cemburu dan mengganggu kehidupan mereka. Pernikahan hantu juga bisa mengganggu keseimbangan alam dan mengundang kemarahan dewa-dewa.

- Dampak sosial: Pernikahan hantu bisa menimbulkan stigma dan diskriminasi bagi orang yang masih hidup yang terlibat dalam ritual tersebut. Mereka bisa dianggap sebagai orang aneh atau gila oleh masyarakat. Mereka juga bisa kehilangan kesempatan untuk menikah dengan orang lain yang masih hidup dan memiliki kehidupan normal.

- Dampak psikologis: Pernikahan hantu bisa menimbulkan trauma dan depresi bagi orang yang masih hidup yang terlibat dalam ritual tersebut. Mereka bisa merasa bersalah, takut, atau sedih karena menikah dengan mayat. Mereka juga bisa mengalami gangguan tidur, mimpi buruk, atau halusinasi karena pernikahan hantu.

Pandangan Masyarakat dan Pemerintah Tiongkok Terhadap Pernikahan Hantu

Masyarakat Tionghoa memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang pernikahan hantu saat ini. Beberapa orang masih menghormati dan mempraktikkan tradisi ini sebagai bagian dari kepercayaan dan budaya mereka, sementara yang lain menganggapnya sebagai hal yang ketinggalan zaman, ilegal, atau bahkan menakutkan.

Pemerintah Tiongkok memiliki pandangan yang negatif tentang pernikahan hantu. Sejak tahun 1949, pemerintah telah melarang praktik ini karena dianggap sebagai bentuk feudalisme, superstisi, dan pelanggaran hukum. Pemerintah Tiongkok juga berusaha untuk memberantas perdagangan mayat yang terkait dengan pernikahan hantu, yang sering melibatkan pencurian, pembunuhan, atau pemerasan.

Pemerintah Tiongkok berpendapat bahwa pernikahan hantu adalah tradisi yang ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan nilai-nilai sosialis komunis. Pemerintah juga mengkhawatirkan dampak sosial dan psikologis dari pernikahan hantu, terutama bagi orang yang masih hidup yang terlibat dalam ritual tersebut. Pemerintah Tiongkok berharap bahwa masyarakat dapat meninggalkan tradisi ini dan mengadopsi cara hidup yang lebih modern dan rasional.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Penulis berharap Anda mendapatkan informasi yang bermanfaat dari artikel ini. Jika Anda memiliki pertanyaan, komentar, atau saran, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar di bawahi. Penulis akan senang mendengar pendapat Anda. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Sumber:

Pernikahan hantu (Tionghoa) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan_hantu_%28Tionghoa%29

Mengulik Makna Tradisi Pernikahan Hantu di Kekaisaran Tiongkok - National Geographic (grid.id), https://nationalgeographic.grid.id/read/133697945/mengulik-makna-tradisi-pernikahan-hantu-di-kekaisaran-tiongkok

Mengejutkan, Ternyata Ada Budaya Pernikahan Hantu di China. Serem Tapi Bikin Penasaran Juga! (hipwee.com), https://www.hipwee.com/travel/mengejutkan-ternyata-ada-budaya-pernikahan-hantu-di-china-serem-tapi-bikin-penasaran-juga/

Serba-serbi tradisi 'pernikahan hantu' di Cina - BBC News Indonesia, https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/08/160825_majalah_pernikahan_orang_meninggal_cina

Tradisi Pernikahan Hantu di Cina Jadi Perdagangan Mayat, Bikin Ngeri (suara.com), https://www.suara.com/lifestyle/2019/01/10/133000/tradisi-pernikahan-hantu-di-cina-jadi-perdagangan-mayat-bikin-ngeri

Masih Jadi Tradisi, Ini 4 Alasan Orang China Lakukan Ritual Menikahi Hantu - Nova (grid.id), https://nova.grid.id/read/052870045/masih-jadi-tradisi-ini-4-alasan-orang-china-lakukan-ritual-menikahi-hantu

Pernikahan Hantu, Cara Penduduk China Agar Pria Lajang Tak Kesepian di Akhirat | kumparan.com, https://kumparan.com/kumparantravel/pernikahan-hantu-cara-penduduk-china-agar-pria-lajang-tak-kesepian-di-akhirat-1wBoz23yuIX

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun