Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perayaan Imlek: Tradisi Menyambut Musim Semi Masyarakat Tionghoa

10 Februari 2024   07:04 Diperbarui: 10 Februari 2024   07:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tahun Baru Imlek: Sejarah, Tradisi, dan Perayaannya di Indonesia – (kompaspedia.kompas.id)

Perayaan Imlek adalah perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa yang berdasarkan pada kalender lunar. Perayaan ini dimulai pada hari pertama bulan pertama (正月; zhēng yuè) dalam penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (十五暝 元宵節) pada tanggal ke-15 (saat bulan purnama). Malam tahun baru Imlek dikenal sebagai Chúxī (除夕), yang berarti "malam pergantian tahun." Perayaan Imlek merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa, karena memiliki makna religius, budaya, dan sosial yang mendalam.

Perayaan Imlek juga berkaitan dengan menyambut musim semi, yang merupakan musim yang penuh dengan harapan, kehidupan, dan kesuburan. Perayaan Imlek juga disebut sebagai Perayaan Musim Semi (春節; chūn jié) atau Festival Musim Semi (春节; chūn jié) dalam bahasa Mandarin. Perayaan ini mencerminkan siklus alam dan kepercayaan masyarakat Tionghoa tentang keseimbangan antara yin dan yang, serta harmoni antara manusia, alam, dan dewa.

Perayaan Imlek memiliki tradisi dan adat yang sangat beragam di Tiongkok dan wilayah lain dengan populasi suku Tionghoa. Ini termasuk perjamuan makan malam, penyulutan kembang api, dan berbagai aktivitas lainnya. Di Indonesia, Imlek juga dirayakan dan telah menjadi bagian dari budaya tradisional. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah, makna, dan kegiatan yang dilakukan saat perayaan Imlek.

Sejarah Perayaan Imlek

Menurut beberapa sumber, Imlek berasal dari zaman Dinasti Shang (1600-1046 SM), sekitar 3500 tahun yang lalu. Pada saat itu, orang-orang mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur setiap awal dan akhir tahun. Upacara ini dilakukan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan panen yang baik. Upacara ini juga berkaitan dengan perubahan musim, terutama dari musim dingin ke musim semi.

Imlek juga berkaitan dengan legenda monster Nian (年; nián), yang dikatakan menyerang desa-desa dan memakan manusia dan ternak pada malam tahun baru. Untuk mengusir monster ini, orang-orang menyalakan api unggun, menyalakan petasan, dan mengenakan pakaian merah. Mereka juga menempelkan kertas merah dengan tulisan "fu" (福; fú), yang berarti "keberuntungan", di pintu rumah mereka. Dengan cara ini, mereka berhasil mengusir Nian dan menyelamatkan diri mereka.

Imlek juga memiliki tradisi shio (生肖; shēng xiào), yang melambangkan 12 hewan yang berbeda setiap tahunnya. Hewan-hewan ini adalah tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Setiap hewan memiliki karakteristik, sifat, dan nasib yang berbeda. Orang-orang percaya bahwa shio mereka akan mempengaruhi kepribadian, hubungan, karier, dan keberuntungan mereka.

Makna Perayaan Imlek

Perayaan Imlek memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Tionghoa, baik secara religius, budaya, maupun sosial. Berikut adalah beberapa makna dari perayaan Imlek:

- Menghormati keluarga, dewa, dan leluhur. Ini adalah waktu untuk berdoa bersama, menyajikan makanan, dan mengucapkan terima kasih atas berkat dan perlindungan yang diberikan. Ini juga waktu untuk mengenang leluhur dan menghargai warisan budaya yang mereka tinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun