Buuuuk.. !!!
(suara dentuman kepala menyentuh lantai)Â
kemudian kulihat sebuah percakapan menarik
G Â :"Bang.. bagi duitlah"
AB: "knapa kau jatuh?" (Sambil merogoh kantong)
G: " licin bang"
AB : "kok lewat yang basah" (sembari memberi selembar uang Rp 2000)
G :" namanya juga orang gila bang, gak sadar aku itu lixin. Terimakasih bang"
Kami tersenyum melihatnya berlalu sembari sempoyongan memegang kepala.
Pernahkah kita berpikir? Apakah orang kurang waras  pernah memikirkan apa yang anda pikirkan tentang dirinya?
Seandainya saja mereka memikirkan pikiran  kita maka mereka pasti tidak akan pernah kita temui dipinggiran jalan dan emperan toko disekitar daerah kita dengan pakaian berantakan dan urakan.  Ketidak sadaran diri mereka  malah menyadarkan kita bahwa ada sebuah bentuk kesadaran dari diri mereka.
Mereka tidak perduli akan apa yang namanya ego. Jika lapar minta makan, Jika mengantuk ya tidur dan pikiran orang ya pikirin aja sendiri ngapain gue pikirin.Â
Kemudian bagaimana dengan kita pada situasi saat ini? Terlalu banyak ego, keinginan dan hasrat yang pada akhirnya malah membuat kita kehilangan simpati dari banyak orang dan mempersulit kita untuk dapat survive. Jabatan pekerjaan dan status sosial tampa sadar membuat kita sulit untuk bertahan pada situasi saat ini. Waktu dimana kita harus bertahan dengan segala cara tetapi sesuai dengan norma-norma yang ada pastinya.
Saya cukup memberi apresiasi saat ini kepada beberapa kawan-kawan yang berani menghilangkan ego untuk dapat survive dalam masa pandemi saat ini. Saya melihat bagaimana teman-teman berjualan sayurmayur, buah-buahan, produk kesehatan, ikan teri, Â dan bebagai produk MLM lainnya di media sosial.
Kenapa saya kagum? Mereka sepengetahuan saya orang-orang yang bisa dikatakan  memiliki status sosial yang cukup baik dan tergolong cukup tenar dalam kehidupan bermasyarakat. Tapi mereka mampu menekan ego untuk dapat survive dalam situasi saat ini.
Kemudian bagaimana dengan kita? Masih saja merengek-rengek menyalahkan pemerintah dan keadaan saat ini, seakan-akan kita berada pada situasi lebih susah dari orang gila yang ada di emperan jalanan.
Accepting atau penerimaan diri menjadi kunci utama, jangan larut dalam situasi yang sangat berat, usaha  hancur, kehilangan pekerjaan atau pun kesulitan dalam memenuhi kebutuhan. Penerimaan diri menjadi penting untuk membangun penyadaran diri yang pada akhirnya membuat kita paham akan potensi diri kita.
Lepaskan diri dari rasa bersalah dengan memaafkan diri sendiri. Tiada yang bisa disalahkan  termasuk diri anda sendiri. Menyalahkan orang lain , pemerintah maupun situasi malah membuat anda terpuruk dalam rasa bersalah pada diri. Bangun potensi diri dan singkirkan ego diri sendiri.
Lihat saja salah satu perusahaan ayam goreng ternama KFC yang mampu menyadari diri untuk dapat tetap berdiri. Mereka salah satu yang terkena dampak paling nyata saat ini. Kini mereka malah menjual produk mereka dipinggiran jalan. Jauh sudah dari kesan mewah yang selama ini tertanam dalam brand mereka, demi bertahan mereka hapus ego diri.
Jika brand kenamaan seperti KFC saja sudah menyingkirkan ego, Harus kah kita masih bertahan dengan ego kita?Â
Tulisan ini sebuah apresiasi untuk Tekno.