Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kodrat Fisik Indonesia dan Budaya Sadar Bencana

10 September 2018   11:03 Diperbarui: 10 September 2018   14:17 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kodrat fisik Indonesia adalah sifat fisik negara Indonesia yang dikelompokkan menjadi 5 kodrat yaitu : sebagai negara maritim, sebagai titik pertemuan lempeng bumi, negara kawasan khatulistiwa, negara dengan letak strategis, dan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Tentunya kodrat fisik Indonesia tersebut tidak dapat terbantahkan, bahkan kodrat fisik tersebut berpotensi untuk menyebabkan bencana alam.

 Indonesia sebagai titik pertemuan lempeng bumi yaitu 3 titik lempeng mayor bumi: lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempang Samudera Indo-Australia serta 1 lempeng minor yaitu lempeng Filipina. Gerakan lempeng bumi dapat menjadi ancaman yaitu gempa bumi dan gunung meletus/gunung berapi.

Dikarenakan kodrat fisik bangsa Indonesia tersebut yang tidak bisa terelakkan, bencana alam bisa datang kapan saja. Namun tentunya yang dipikirkan yaitu bagaimana mengurangi resiko yang ditimbulkan. Mengurangi kerugian secara fisik, materi maupun mengatasi masalah mental akibat bencana. 

Untuk menghadapinya, sebagai anak bangsa kita harus memilki budaya sadar bencana dan siap untuk selamat. Untuk itu perlu adanya manajemen bencana. Manajemen bencana terdiri atas: pencegahan dan mitigasi, ,kesiapan, tanggap darurat, dan pemulihan.

Dalam menghadapi bencana terdapat fase-fase yang dihadapi yaitu : fase pra-bencana, fase bencana, dan fase pasca bencana.

A. Fase pra bencana yaitu situasi tidak terjadi bencana atau situasi terdapat potensi bencana.Pada fase ini, perlu adanya data tentang resiko bencana pada suatu wilayah sehingga bencana dapat diantisipasi. Bagaimana cara mencegah bencana, mengurangi resiko, penegakan rencana tata ruang, maupun pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat.

Misalnya untuk siaga bencana gempa bumi (pra bencana) hal yang perlu dilakukan antara lain: menyiapkan tas siaga bencana untuk persediaan jika gempa terjadi, melakukan latihan menghadapi gempa, meyiapkan alat keselamatan, membangun konstruksi rumah yang tahan gempa dan memperhatikan aturan penggunaan lahan.

Edukasi dan sosialisasi sadar bencana juga dilakukan BNPB melalui jalur budaya. Seperti diadakannnya pertunjukan seni budaya wayang golek, seni wayang kulit, ataupun dari sandiwara radio. 

Dimana melalui kisah cerita dalam seni budaya tersebut diselipkan bagaimana tanda jika bencana akan datang, ataupun hal yang harus dilakukan ketika bencana datang. Misalnya cerita tentang bagaimana perilaku dan kebiasaan hewan yang berubah ketika daerah tersebut akan mengalami gempa bumi, perubahan alam yang tiba-tiba seperti adanya awan gempa ataupun gempa-gempa kecil.

https://bnpb.go.id
https://bnpb.go.id
Selain itu juga sosialisasi ke daerah-daerah yang berpotensi terkena bencana misalnya sosialisasi gempa bumi ke daerah yang berpotensi mengalami gempa bumi. Sosialisasi ke sekolah-sekolah maupun ke kumpulan organisasi desa. Mulai dari pelajar diberikan pemahaman mengenali tanda-tanda akan terjadi gempa bumi, cara menghindarinya dan apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi. 

Dari sosialisai tersebut diharapkan masyarakat lebih sadara bencana dan juga sesuai dengan slogan BNPB "kenali bahaya, kurangi resikonya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun